Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Tunda Peluncuran Roket Raksasa Artemis 1 ke Bulan karena Masalah Mesin

Kompas.com - 30/08/2022, 09:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

CAPE CANAVERAL, KOMPAS.com - Masalah pendinginan mesin membuat NASA pada Senin (29/8/2022) harus menunda peluncuran debut Artemis I, roket raksasa yang akan menuju Bulan.

Misi Artemis 1 rencananya akan digunakan untuk membawa lagi astronot ke Bulan, lebih dari 50 tahun setelah misi terakhir Apollo.

Penundaan debut Artemis 1 dilakukan setidaknya empat hari, menurut laporan Reuters.

Baca juga: NASA Siap Luncurkan Artemis, Misi Roket Kru Penjelajahan Bulan Pertama Sejak 1972

Dengan demikian, peluncuran misi Artemis 1 kemungkinan bisa dicoba lagi pada Jumat (2/9/2022) tetapi tergantung hasil analisis data lebih lanjut, kata pejabat senior NASA dalam jumpa pers beberapa jam setelah hitungan mundur dibatalkan.

Jika para teknisi dapat menyelesaikan masalah dalam 48 hingga 72 jam ke depan, "Jumat pasti bisa," kaya Michael Sarafin manajer misi Artemis NASA kepada wartawan.

Program Artemis yang dibanggakan NASA dengan rute Bulan ke Mars meneruskan misi Apollo di Bulan tahun 1960-an dan 1970-an menggunakan roket Space Launch Vehicle (SLS) juga kapsul astronot Orion.

Misi Artemis 1 akan berlangsung selama enam minggu dengan uji terbang kapsul Orion tanpa awak di sekitar Bulan, dan kembali ke Bumi untuk mendarat di Pasifik.

Kerusakan pada Senin (29/8/2022) muncul saat tangki bahan bakar roket sedang diisi dengan oksigen cair super dingin dan propelan hidrogen di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.

Tim peluncuran lalu memulai proses mendinginkan empat mesin SLS utama, tetapi satu mesin gagal menjadi dingin seperti yang diharapkan, kata NASA. Penerbangan dibatalkan dua menit setelah waktu peluncuran yang ditargetkan.

Baca juga:

Penundaan peluncuran adalah hal biasa dalam urusan luar angkasa, dan peristiwa terbaru ini bukan indikasi langsung kemunduran besar bagi NASA atau kontraktor utamanya, yaitu Boeing Co untuk SLS dan Lockheed Martin Corp untuk Orion.

"Kami tidak meluncurkannya sampai benar," kata kepala NASA Bill Nelson dalam wawancara setelah peluncuran ditunda.

"Ini mesin yang sangat rumit, sistem yang sangat rumit, dan semua itu harus bekerja. Dan kita tidak bisa menyalakannya sebelum siap digunakan."

Namun, penundaan itu mengecewakan ribuan penonton yang sudah berkumpul di pantai sekitar Cape Canaveral dengan teropong di tangan.

Wakil Presiden AS Kamala Harris juga sudah tiba di NASA, bergabung dengan para tamu undangan yang menghadiri acara tersebut.

SLS dianggap sebagai roket paling kuat dan kompleks di dunia, mewakili sistem peluncuran vertikal baru terbesar yang dibangun NASA sejak roket Saturn V diterbangkan selama misi Apollo. Inovasi ini tumbuh dari perlombaan luar angkasa AS-Soviet pada zaman Perang Dingin.

Baca juga: Persaingan Perang Dingin di Berbagai Bidang: Ekonomi, Atom, hingga Luar Angkasa

Berita video "NASA Kembali Tunda Uji Coba Roket Artemis 1" dapat disimak di bawah ini.


 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com