Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2022, 10:20 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

BERN, KOMPAS.com - ALTE Liebe rostet nicht, sie trocknet aus. 

Peribahasa klasik dari Jerman yang berarti cinta sejati tidak pernah berkarat, hanya meranggas ini telah diyakini kebenarannya oleh banyak orang.

Tapi, itu tidak berlaku bagi Diana.

"Api cintaku kepada Raphael tak pernah padam, apalagi meranggas. Itu akan terus menyala, sampai kapan pun," ungkap perempuan asal Semarang itu kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Otoritas Swiss Bantu Percepat Pemulangan Jenazah Eril ke Indonesia

Padahal, rintangan cintanya selama ini menggunung.

Jarak belasan ribu kilometer antara Semarang dan Schopheim, Jerman jadi salah satunya.

Belum lagi, beberapa tahun ini ada pandemi Covid-19.

Namun, semua itu terasa tak ada apa-apanya lagi bagi Diana sejak tahun lalu.

Ini terjadi setelah dia menerima kabar Raphael meninggal di kamar tidurnya, ketika proses pengurusan dokumen pernikahan sedang diupayakan.

"Awalnya saya bingung, chat saya dibaca, namun tidak dibalas,“ kenang Diana.

Keesokan harinya, barulah dia mendapat chat dari orang tua Raphael.

"Raphael saya temukan di kamarnya. Meninggal dunia. Dan, jenazahnya langsung dibawa polisi untuk pemeriksaan," bunyi pesan ayah Raphael kepada Diana.

Raphael ditemukan meninggal pada 18 juli 2021.

Kabar itu pun menghancurkan hati Diana.

Saat agenda pernikahannya berada di depan mata, tiba-tiba bisa jadi musnah.

Baca juga: Uniknya Hotel Bintang Nol di Swiss, Tak Ada Tembok, Beratapkan Langit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com