KYIV, KOMPAS.com - Serangan Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-153 pada Selasa (26/7/2022).
Ini terhitung sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina yang disebutnya sebagai operasi militer khusus pada 24 Februari.
Pada perang Rusia-Ukraina hari kemarin, beberapa hal baru masih terjadi "mewarnai" perseteruan kedua negara.
Di medan perang, pasukan Rusia disebut meluncurkan serangan rudal baru ke sasaran di dekat Odessa, Ukraina selatan.
Sementara di luar pertempuran, anggota Uni Eropa (UE) sepakat akan memotong penggunaan gas Rusia sebagai tindakan lebih lanjut untuk mengasingkan Moskwa karena menginvasi Ukraina.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-153 yang kiranya penting disimak:
Dilansir dari AFP, anggota Uni Eropa dengan pengecualian Hungaria pada Selasa menyetujui rencana untuk memotong konsumsi gas sebesar 15 persen dan mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan Rusia.
Keputusan ini datang sehari setelah raksasa energi Rusia Gazprom mengumumkan rencana untuk lebih membatasi aliran gas ke Eropa.
Gazprom mengatakan akan memotong pengiriman gas harian melalui pipa Nord Stream menjadi 33 juta meter kubik per hari atau sekitar 20 persen dari kapasitasnya.
Gazprom melanjutkan pengurangan progresif pasokan yang dimulai setelah Barat memberlakukan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.
Langkah tersebut, yang disebutkan Gazprom sebagai masalah teknis, telah dikecam oleh Uni Eropa dan Ukraina sebagai upaya Moskwa untuk memeras Eropa.
Untuk menunjukkan solidaritas dengan Jerman, penerima manfaat utama gas, anggota UE memilih untuk secara sukarela mengurangi penggunaan gas mereka sebesar 15 persen mulai bulan depan, dengan beberapa pengecualian untuk pulau dan negara dengan akses terbatas ke pasokan bersama.
Pasukan Rusia dilaporkan telah meluncurkan serangan rudal baru ke sasaran di dekat Odessa pada Selasa.
Beberapa hari lalu serangan Rusia juga menghantam kota pelabuhan strategis Odessa yang membahayakan kesepakatan pembukaan blokir ekspor gandum Ukraina.
Kesepakatan itu padahal sudah susah payah dibuat dengan bantuan mediasi PBB dan Turkiye.