Sri Lanka adalah negara kecil berbentuk pulau yang luas wilayahnya kurang lebih hanya sebesar luas provinsi Jawa Barat ditambah Jawa Tengah. Populasi rakyat Sri Lanka saat ini kurang lebih hanya 22 juta jiwa.
Data dari World Bank mencatat pada April 2022, sekitar 11,7 persen rakyat Sri Lanka hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan kurang dari 3,2 dollar AS per hari.
Berarti ada sekitar 2,5 juta rakyat Sri Lanka yang pendapatannya kurang dari Rp 1,5 juta per bulan.
Dengan gambaran tersebut, Anda juga sudah pasti tahu bahwa Sri Lanka bukanlah negara kaya raya.
Maka pendanaan berbagai proyek monumental tersebut tentu dengan hutang luar negeri, terutama Pemerintah Tiongkok.
Salah satu proyek infrastruktur yang sempat menjadi kontroversi adalah pembangunan Bandara Mattala Rajapaksa International Airport yang dibangun dengan dana pinjaman dari Tiongkok dan diresmikan pada tahun 2013.
Bandara tersebut sempat mendapat predikat The World’s Emptiest International Airport dari Forbes.
Bandara ini mencapai masa ‘puncaknya’ pada tahun 2004 dengan hanya melayani sekitar 20.000 penumpang per tahun dan terus menurun sampai sekitar 2.000 penumpang saja per tahun pada 2019.
Padahal bandara ini dirancang untuk melayani satu juta penumpang per tahun.
Sri Lanka juga bukan negara yang kekurangan bandara, total sampai saat ini telah ada 21 bandara yang mampu melayani penerbangan domestik dan internasional.
Belakangan ada dua proyek infrastruktur yang menjadi sorotan saat terjadi krisis ekonomi : Pembangunan Pelabuhan Hambantota dan Colombo Port City.
Pembangunan dari kedua infrastruktur tersebut saja, diperkirakan telah menghabiskan biaya sebesar 17 milliar Dollar AS, atau setara dengan satu per tiga dari total hutang luar negeri Sri Lanka yang gagal dibayarkan hari ini.
Kedua proyek tersebut belakangan tidak memenuhi ekspetasi finansial dan akhirnya menjadi beban keuangan negara.
Beberapa pengamat menilai bahwa pembangunan berbagai proyek infrastruktur tersebut sifatnya unnecessary atau sebenarnya tidak diperlukan.
Pembangunan berbagai proyek infrastruktur tersebut merupakan proyek monumental dengan kepentingan politik untuk mendapatkan hati dan popularitas dari rakyat.