Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu di Rusia Coba Selamatkan 2 Putranya dari Pertempuran di Ukraina

Kompas.com - 29/05/2022, 22:01 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Mereka kemudian dikembalikan ke Rusia.

"Mereka mengizinkan saya untuk datang dan membawa pulang putra kedua saya hari itu juga," kata Marina.

Baca juga: Ukraina Kecam Muncul Kapal Angkut 2.700 Ton Logam dari Mariupol ke Rusia

"Ketika saya dalam perjalanan untuk menjemput mereka, saya menelepon dan menanyakan bila ada yang dibutuhkan. 'Ibu, saya tidak butuh apa-apa, hanya ibu'," ucap Marina menjelaskan apa yang dijawab anaknya.

"Ketika saya melihatnya, ia terlihat sangat kacau. Anak-anak yang kembali dari sana begitu kurus, kotor, dan letih. Pakaian mereka sobek-sobek. Putra saya bilang, 'lebih baik Ibu tidak tahu apa yang terjadi di sana'. Namun hal terpenting bagi saya adalah ia sudah pulang hidup-hidup," jelas Marina.

Marina marah dengan apa yang terjadi.

"Mereka (Militer Rusia) berbohong di depan muka saya," kata Marina kepada BBC.

"Pertama, mereka bohong anak-anak saya tidak di Ukraina. Kemudian mereka bohong bahwa anak-anak saya menandatangani kontrak militer. Perwira bohong, sersan bohong. Belakangan, seseorang memberi tahu saya bahwa mereka tidak diizinkan mengatakan yang sebenarnya. Luar biasa," jelas dia.

"Mereka bisa melanggar hukum dan mengirim anak-anak saya [ke Ukraina], tapi mereka tidak bisa memberi tahu seorang ibu di mana anak-anaknya".

Baca juga: Rusia Konfirmasi Berhasil Rebut Kota Lyman di Ukraina Timur

"Saya ingin percaya bahwa presiden kami, panglima tertinggi, tidak menyadari kekacauan di tubuh tentara. Saya ingin mengatakan kepadanya bahwa tidak semuanya di sini seperti yang mereka katakan di televisi," ungkap Marina.

Marina merasa lega bahwa kedua putranya selamat.

Dia kini bersimpati pada keluarga lainnya.

"Begitu banyak anak belum pulang dan tidak akan pernah pulang. Begitu banyak ibu yang masih mencari anak-anaknya. Ini mengerikan. Kita seharusnya sudah mencapai puncak perkembangan manusia. Mengapa kita tidak bisa mencapai kesepakatan? Mengapa kita harus berperang dan saling membunuh?" pendapat Marina.

"Putra-putra saya adalah orang yang berbeda setelah mereka pulang. Anda bisa melihatnya di mata mereka. Mereka berbeda. Mereka kecewa. Saya ingin mereka percaya lagi pada masa depan yang cerah, pada perdamaian dan cinta. Mereka sudah tidak percaya lagi," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com