Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Indonesia Versus Malaysia, Rebutan Pengaruh Bahasa Nasional

Kompas.com - 11/05/2022, 10:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dari dalam negeri tantangan tampak melalui sikap masyarakat, termasuk pejabat negara, yang masih belum pengutamakan penggunaaan bahasa Indonesia, baik dalam forum resmi maupun saat gelar wicara (talk show) di media. Mereka asyik menggunakan istilah bahasa Inggris, padahal padanannya sudah ada dalam bahasa Indonesia. Dalam hal penamaan pun penggunaan bahasa Inggris masih tampak mencolok. Nama bandara “Kualanamu International Airport” di Sumatera Utara dan “Yogyakarta International Airport” di DIY dianggap lebih mentereng dan menjual daripada bernama “Bandara Internasional Kualanamu” dan “Bandara Internasional Yogyakarta”.

Pengutamaan bahasa Inggris yang berlebihan itu juga terjadi pada perguruan tinggi yang mensyaratkan sertifikat TOEFL atau TOEIC bagi mahasiswa sebelum masuk atau lulus dan pada perusahaan yang juga mensyaratkan kecakapan berbahasa Inggris ketika melamar pekerjaan. Kondisi kebahasaan yang ada itu memperlihatkan bahasa Indonesia sudah (mulai) dipinggirkan penuturnya sehingga kewibawaannya semakin memudar.

Tepatlah yang dikatakan Baugh (1935), seorang pakar sejarah bahasa, bahwa penting tidaknya suatu bahasa di mata dunia, terkait erat dengan masyarakat pemilik dan penutur bahasa itu serta pengaruhnya dalam dunia internasional secara global.

Jika penutur jati bahasa Indonesia sendiri sudah menomorduakan bahasa negaranya, warga dunia tentu juga akan menganggap bahasa Indonesia tidak penting. Oleh karena itu, sudah saatnya Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa lebih menguatkan lagi sikap positif masyaralat terhadap bahasa Indonesia.

Pada akhirnya, pernyataan Mendikbudristek tentang perlu kajian dan pembahasan lebih lanjut untuk menentukan bahasa resmi Asean menjadi keniscayaan untuk ditindaklanjuti. Melalui riset yang mendalam dan komprehensif akan terpetakan peluang dan tantangan yang dihadapi, serta strategi apa yang harus dilakukan sehingga amanah dalam UU NO. 24 Tahun 2009 yang sudah berusia hampir 13 tahun itu bergerak maju.

Janganlah teriakan lantang kita hanya menggema setelah Harimau Malaya mengaung dalam ketidakpastiannya.

* Fairul Zabadi adalah peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com