Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Cabut Sebagian Besar Pembatasan Covid-19 Minggu Depan, Tak Lagi Lacak Kontak Lewat Aplikasi

Kompas.com - 23/04/2022, 20:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

SINGAPURA, KOMPAS.com - Singapura akan mencabut sebagian besar pembatasan ketat Covid-19 minggu depan, menurut mengumumkan para pejabatnya pada Jumat (22/4/2022), memuji "langkah signifikan" menuju keadaan normal.

Awal bulan ini negara kota itu membuka kembali perbatasannya untuk semua pengunjung yang divaksinasi.

Baca juga: Warga Singapura Bisa Clubbing Lagi Setelah 2 Tahun, tapi Wajib Antigen dan Pakai Masker

Hal itu mengikuti langkah negara-negara lain di kawasan yang baru-baru ini mencabut pembatasan perjalanan, saat mereka beralih ke hidup dengan Covid-19.

Pada Jumat (22/4/2022), pihak berwenang mengumumkan rencananya untuk mencabut lebih banyak pembatasan Covid-19, termasuk menghapus semua persyaratan pengujian untuk pelancong yang divaksinasi mulai Selasa (26/4/2022).

Infeksi harian dan rawat inap telah menurun dengan mantap dalam seminggu terakhir. Laporan Covid-19 Singapura mencatat rata-rata kasus lokal sehari di bawah 3.100 menurut kementerian kesehatan “Negeri Singa” dalam siaran pers.

"Meskipun ini merupakan langkah signifikan dalam kembalinya kita ke keadaan normal, pandemi belum berakhir," kata kementerian itu sebagaimana dilansir AFP.

Baca juga: Mengintip Suasana Ramadhan di Singapura dengan Covid-19 yang Endemik

Juga mulai Selasa (26/4/2022), batas ukuran kelompok dan persyaratan jarak aman akan dicabut, dan semua pekerja akan diizinkan kembali ke kantor.

Orang-orang tidak lagi diharuskan untuk check-in dengan token atau aplikasi pelacakan kontak saat memasuki sebagian besar tempat.

Meski begitu, aturan penggunaan masker masih akan diperlukan untuk pengaturan dalam ruangan dan pada transportasi umum.

"Dengan semua perubahan ini, kita sekarang dapat memiliki nafas yang layak setelah dua tahun yang sangat sulit memerangi virus," kata Lawrence Wong, salah satu ketua gugus tugas pemerintah memerangi Covid-19.

"Tapi mari kita selalu ingat bahwa kita semakin dekat ke garis finis, tetapi balapan belum berakhir. Dan pandemi ini tentu belum berakhir," tambahnya.

Baca juga: Singapura Akan Ganti PM, Lee Hsien Loong Digantikan Menkeu Lawrence Wong

Wong memperingatkan bahwa pembatasan Covid-19 dapat diterapkan kembali jika varian baru menimbulkan ancaman.

Pada awal pandemi, negara berpenduduk 5,5 juta itu menjaga kasus Covid-19 tetap rendah melalui penutupan perbatasan dan penguncian yang ketat.

Penduduknya telah menghadapi wabah yang cukup besar sejak tahun lalu. Kini menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, pihak berwenang beralih dengan mantab ke kebijakan hidup dengan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com