Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF: Ekonomi Rusia Tak Akan Pulih dalam Waktu Dekat, Bisa Hancur jika Sanksi Diperluas

Kompas.com - 20/04/2022, 12:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ekonomi Rusia tidak akan pulih dalam waktu dekat dan dapat melihat kerusakan lebih lanjut, jika sanksi atas perangnya di Ukraina diperluas ke ekspor energi, menurut Kepala Ekonom baru Dana Moneter Internasional (IMF) Pierre-Olivier Gourinchas.

Gourinchas mengatakan sanksi dan larangan ekspor AS dan Barat menempatkan ekonomi Rusia pada "lintasan yang sangat berbeda". Akibatnya, kondisi “rebound” (pemulihan kembali ekonomi) yang sering terlihat setelah guncangan ekonomi tidak mungkin terjadi.

Baca juga: Taipan Rusia Kecam Pembantaian di Ukraina: 90 Persen Orang Rusia Menentang Invasi

"Selama sanksi ini ada - dan bisa berlaku untuk waktu yang cukup lama - maka ekonomi Rusia akan berada pada lintasan pertumbuhan yang sangat berbeda," kata Gourinchas, yang bergabung dengan IMF pada Januari, kepada Reuters dilansir pada Rabu (20/4/2022).

"Kami melihat ini sebagai ... sesuatu yang benar-benar merugikan ekonomi Rusia ke depan dan dapat lebih merugikan lagi jika sanksi ditingkatkan," katanya.

"Kejutannya sudah cukup besar ... dan kami memproyeksikan tidak akan ada kebangkitan kembali ke tempat ekonomi Rusia berada sebelumnya."

IMF pada Selasa (19/4/2022) memangkas perkiraannya pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase penuh, mengutip perang Rusia di Ukraina.

Badan itu juga memperingatkan bahwa inflasi sekarang menjadi bahaya yang jelas dan menghantui banyak negara sekarang.

Dikatakan produk domestik bruto Rusia diperkirakan terkontraksi 8,5 persen tahun ini, dengan penurunan lebih lanjut 2,3 persen diproyeksi tahun depan.

Pada jumpa pers sebelumnya, Gourinchas mengatakan sanksi Barat yang menargetkan ekspor energi Rusia dapat menyebabkan output ekonomi Rusia turun sebanyak 17 persen pada 2023.

Baca juga: Rusia Justru Salahkan Barat atas Operasi Militer di Ukraina

Ekonomi Rusia akan secara efektif " dilempar ke dalam autarki", jika sanksi diperluas untuk mencakup energi, sehingga negara itu hanya memiliki beberapa mitra dagang.

Negara-negara seperti China dan India belum bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia. Akan tetapi, kata dia, ancaman sanksi sekunder masih memiliki dampak mengerikan pada perdagangan mereka dengan Rusia.

"Kami melihat bahwa, misalnya, sejumlah perusahaan China - memiliki ketakutan akan sanksi tingkat kedua, bahwa jika Anda melakukan bisnis dengan entitas yang terkena sanksi, maka Anda sendiri dapat dikenakan sanksi," katanya.

Sanksi yang berlanjut akan memaksa India dan China membuat pilihan sulit ke depan, mengingat kebutuhan mereka untuk terus berdagang dengan seluruh dunia, bahkan jika mereka melihat peluang dari membeli minyak dan gas Rusia dengan harga lebih rendah sekarang.

"Sangat penting untuk tetap berada di rantai pasokan (global) itu ke depan," katanya.

"Banyak negara harus bertanya pada diri sendiri, di mana kita ingin berada di lanskap baru yang muncul?"

Saat ini, Gourinchas tidak melihat ada banyak negara yang akan "memilih melompat ke sisi lain (perekonomian dunia) di masa depannya."

Baca juga: Posisi Strategis Indonesia sebagai Pendorong Perdamaian Rusia dan Ukraina

Gourinchas mengatakan pemulihan nilai rubel Rusia tidak dapat mengaburkan indikasi umum dalam perekonomian, termasuk angka inflasi yang meningkat.

Pada saat yang sama, jelas bahwa otoritas moneter Rusia telah berhasil menggunakan kontrol modal dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk mencegah penarikan uang besar-besaran, kegagalan lembaga keuangan, atau "kehancuran keuangan total".

Untuk saat ini, kata dia, tidak ada tanda-tanda kerusuhan sosial yang dipicu oleh kenaikan harga energi dan pangan di Rusia, meski IMF telah memperingatkan bahwa kerusuhan dapat meningkat di bagian lain dunia di mana harga telah melonjak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com