Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SpaceX Berhasil Luncurkan Satelit Mata-mata Rahasia AS dengan Roket Falcon 9

Kompas.com - 18/04/2022, 20:58 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

VANDENBERG, KOMPAS.com - SpaceX milik Elon Musk pada Minggu (17/4/2022) meluncurkan satelit mata-mata rahasia AS milik National Reconnaissance Office (NRO) menggunakan roket Falcon 9, yang mencerminkan kemajuan perusahaan itu dalam teknologi roket.

Peluncuran, yang berlangsung di Vandenberg Space Force Base di California, memperlihatkan peluncuran roket dua tahap dengan satelit rahasia NRO NROL-85.

Baca juga: Pertama dalam Sejarah Program Luar Angkasa Dunia: Tim Astronot Seluruhnya Swasta Meluncur ke ISS

Rincian satelit dirahasiakan, sesuai dengan sifatnya sebagai misi NRO.

Satu-satunya detail yang diberikan oleh NRO dalam sebuah pernyataan adalah bahwa satelit mata-mata rahasia AS itu membawa "muatan keamanan nasional yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan oleh NRO."

Jerusalem Post mewartakan ini bukan pertama kalinya SpaceX meluncurkan satelit mata-mata rahasia, dan terlepas dari sifat misterius dari NROL-85, yang jauh lebih penting adalah roket itu sendiri.

Roket Falcon 9 khusus ini digunakan sebelumnya pada Februari, untuk meluncurkan satelit mata-mata NROL-87 yang juga milik NRO.

Peluncuran ini memiliki implikasi serius untuk penggunaan roket orbital karena sekali lagi membuktikan Falcon 9, dapat digunakan kembali pada banyak misi.

Pada 2017, SpaceX berhasil menggunakan kembali roket Falcon 9 yang sebelumnya telah berada di luar angkasa. Langkah itu belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah perjalanan ruang angkasa.

Baca juga: Logam Besar 40 Kg Jatuh di India, Diduga Pecahan Roket China Long March 3B

Pesawat ulang-alik NASA memang dapat digunakan kembali, tapi roket yang digunakan untuk membawa mereka ke orbit tidak.

Dengan demikian, biaya roket tetap menjadi biaya yang cukup besar untuk perjalanan ruang angkasa.

Tapi adanya Falcon 9 mengubah permainan dalam program luar angkasa dunia, dengan kemampuannya yang dapat digunakan kembali.

Sejak 2017, SpaceX telah menerbangkan kembali roket Falcon 9 beberapa kali, tetapi terus mendorong lompatan lebih jauh.

Pada 2021, roket Falcon 9 digunakan kembali untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional – pertama kali roket itu digunakan kembali untuk misi berawak.

Faktanya, misi itu juga membuktikan bahwa SpaceX dapat menggunakan kembali pesawat ruang angkasa, kapsul Naga bernama Endeavour, yang telah terbang pada 2020. Meskipun Endeavour tidak sepenuhnya sempurna dalam misi keduanya, karena toiletnya rusak.

Baca juga: Rusia Hentikan Kerja Sama di Stasiun Luar Angkasa Internasional Imbas Sanksi Perang Ukraina

 

Peluncuran NRO-85 adalah pertama kalinya roket digunakan kembali untuk meluncurkan satelit mata-mata.

Ini menunjukkan potensi teknologi ini untuk memajukan peluncuran berbagai misi luar angkasa, mulai dari kargo hingga astronot dan bahkan satelit – baik sipil maupun pemerintah. Dan dengan roket yang dapat digunakan kembali, secara signifikan ini memangkas biaya.

Itu juga bisa mengurangi masalah puing-puing luar angkasa di sekitar bumi, sesuatu yang sebagian disebabkan oleh roket bekas sekali pakai seri terdahulu.

SpaceX masih memiliki lebih banyak target untuk dicapai, termasuk tujuan yang diumumkan Musk pada 2017 setelah peluncuran bersejarah pertama itu. Yaitu, untuk meluncurkan roket dua kali dalam 24 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com