VANDENBERG, KOMPAS.com - SpaceX milik Elon Musk pada Minggu (17/4/2022) meluncurkan satelit mata-mata rahasia AS milik National Reconnaissance Office (NRO) menggunakan roket Falcon 9, yang mencerminkan kemajuan perusahaan itu dalam teknologi roket.
Peluncuran, yang berlangsung di Vandenberg Space Force Base di California, memperlihatkan peluncuran roket dua tahap dengan satelit rahasia NRO NROL-85.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah Program Luar Angkasa Dunia: Tim Astronot Seluruhnya Swasta Meluncur ke ISS
Rincian satelit dirahasiakan, sesuai dengan sifatnya sebagai misi NRO.
Satu-satunya detail yang diberikan oleh NRO dalam sebuah pernyataan adalah bahwa satelit mata-mata rahasia AS itu membawa "muatan keamanan nasional yang dirancang, dibangun, dan dioperasikan oleh NRO."
Jerusalem Post mewartakan ini bukan pertama kalinya SpaceX meluncurkan satelit mata-mata rahasia, dan terlepas dari sifat misterius dari NROL-85, yang jauh lebih penting adalah roket itu sendiri.
Roket Falcon 9 khusus ini digunakan sebelumnya pada Februari, untuk meluncurkan satelit mata-mata NROL-87 yang juga milik NRO.
Peluncuran ini memiliki implikasi serius untuk penggunaan roket orbital karena sekali lagi membuktikan Falcon 9, dapat digunakan kembali pada banyak misi.
Pada 2017, SpaceX berhasil menggunakan kembali roket Falcon 9 yang sebelumnya telah berada di luar angkasa. Langkah itu belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah perjalanan ruang angkasa.
Liftoff! pic.twitter.com/b8ZCn4z61E
— SpaceX (@SpaceX) April 17, 2022
Baca juga: Logam Besar 40 Kg Jatuh di India, Diduga Pecahan Roket China Long March 3B
Pesawat ulang-alik NASA memang dapat digunakan kembali, tapi roket yang digunakan untuk membawa mereka ke orbit tidak.
Dengan demikian, biaya roket tetap menjadi biaya yang cukup besar untuk perjalanan ruang angkasa.
Tapi adanya Falcon 9 mengubah permainan dalam program luar angkasa dunia, dengan kemampuannya yang dapat digunakan kembali.
Sejak 2017, SpaceX telah menerbangkan kembali roket Falcon 9 beberapa kali, tetapi terus mendorong lompatan lebih jauh.
Pada 2021, roket Falcon 9 digunakan kembali untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional – pertama kali roket itu digunakan kembali untuk misi berawak.
Faktanya, misi itu juga membuktikan bahwa SpaceX dapat menggunakan kembali pesawat ruang angkasa, kapsul Naga bernama Endeavour, yang telah terbang pada 2020. Meskipun Endeavour tidak sepenuhnya sempurna dalam misi keduanya, karena toiletnya rusak.
Baca juga: Rusia Hentikan Kerja Sama di Stasiun Luar Angkasa Internasional Imbas Sanksi Perang Ukraina
Falcon 9’s first stage has landed pic.twitter.com/76VIqs22Dx
— SpaceX (@SpaceX) April 17, 2022
Peluncuran NRO-85 adalah pertama kalinya roket digunakan kembali untuk meluncurkan satelit mata-mata.
Ini menunjukkan potensi teknologi ini untuk memajukan peluncuran berbagai misi luar angkasa, mulai dari kargo hingga astronot dan bahkan satelit – baik sipil maupun pemerintah. Dan dengan roket yang dapat digunakan kembali, secara signifikan ini memangkas biaya.
Itu juga bisa mengurangi masalah puing-puing luar angkasa di sekitar bumi, sesuatu yang sebagian disebabkan oleh roket bekas sekali pakai seri terdahulu.
SpaceX masih memiliki lebih banyak target untuk dicapai, termasuk tujuan yang diumumkan Musk pada 2017 setelah peluncuran bersejarah pertama itu. Yaitu, untuk meluncurkan roket dua kali dalam 24 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.