Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

POPULER GLOBAL: Ukraina Tak Lagi Tuntut Keanggotaan NATO | Biden Ditolak Arab Saudi dan UEA

Kompas.com - 10/03/2022, 06:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Memasuki minggu kedua serangan Rusia ke Ukraina, isu ini masih menjadi berita internasional paling populer di kanal Global Kompas.com.

Paling menjadi sorotan adalah soal kabar Ukraina menyatakan tidak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina. Masalah ini terbilang sensitif dan menjadi salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina yang pro-Barat.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-13 Serangan Rusia ke Ukraina, Presiden China Angkat Bicara, AS Setop Impor Minyak Moskwa

Selain itu ada juga berita mengenai pemimpin Arab Saudi dan UEA yang enggan menanggapi permintaan komunikasi dari Presiden Amerika Serikat (AS), terkait produksi minyak di blok negara-negara penghasil minyak terbesar dunia.

Langkah negara-negara teluk itu terbilang mengejutkan, mengingat harga minyak terus terdongkrak setelah AS kembali menjatuhkan sanksi ke Rusia dengan menghentikan impor minyak dari negara itu.

Berikut rangkuman berita terpopuler selengkapnya dari kanal Global Kompas.com edisi Rabu (9/3/2022) hingga Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Apa Itu Neo-Nazi dan Hubungannya dengan Ukraina?

1. Ukraina Menyatakan Tak Lagi Mendesak Keanggotaan NATO

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dirinya tidak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina, masalah sensitif yang menjadi salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina yang pro-Barat.

Dalam tanggapan lain yang ditujukan untuk "menenangkan" Moskwa, Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.

"Saya telah tenang mengenai pertanyaan ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan ABC News pada Senin (7/3/2022) malam waktu setempat.

"Aliansi (NATO) takut akan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Rusia," tambah dia, dikutip dari AFP, Rabu (9/3/2022).

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: China Akan Beri Bantuan Kemanusiaan Rp11,3 Miliar ke Ukraina

2. Pemimpin Arab Saudi dan UEA Tolak Telepon dari Biden yang Ketar-ketir Soal Harga Minyak

Para pemimpin de-facto Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menolak untuk menjadwalkan komunikasi telepon dengan presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam beberapa pekan terakhir, saat AS dan sekutunya berusaha menahan lonjakan harga energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Wall Street Journal, mengutip pejabat Timur Tengah dan AS, baik Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan dari UEA, tidak tersedia untuk Biden saat AS membuat permintaan untuk diskusi.

“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS tentang rencana Pangeran Saudi Mohammed dan Biden untuk berbicara.

“Itu adalah bagian dari menyalakan keran (minyak Saudi).”

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Kiriman Senjata dari Barat ke Ukraina Sudah Mulai Digunakan, Bagaimana Pengaruhnya?

3. Rusia Umumkan Gencatan Senjata Baru, Persilakan Ukraina Evakuasi Warga

Rusia telah mengumumkan akan memberlakukan gencatan senjata kemanusiaan di Ukraina pada Rabu (9/3/2022) pagi waktu setempat untuk melakukan evakuasi penduduk sipil.

"Mulai pukul 10.00 waktu Moskwa (07.00 GMT) pada 9 Maret 2022, Federasi Rusia menyatakan 'rezim diam' dan siap untuk menyediakan koridor kemanusiaan," kata Sel Kementerian Pertahanan Rusia yang bertanggung jawab atas operasi kemanusiaan di Ukraina pada Selasa (8/3/2022), lapor kantor berita Rusia.

Dikutip dari AFP, Sel Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan bahwa Moskwa mengusulkan untuk menyetujui rute dan waktu mulai koridor kemanusiaan dengan Ukraina sebelum pukul 03.00 waktu Moskwa pada 9 Maret.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Surat Terbuka Ibu Negara Ukraina, Gambarkan Kesedihan Anak-anak Korban Serangan Rusia

4. Saat AS dan Sekutu Dikritik Keras karena Dorong Sanksi ke Rusia tapi Biarkan Israel…

AS dan beberapa sekutu Eropanya dituduh menerapkan standar ganda karena mendukung sanksi dan investigasi kejahatan perang internasional terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, tapi memblokir upaya yang sama atas tindakan militer Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

Kelompok-kelompok pro-Israel di AS telah menolak tuduhan itu dengan menuduh para kritikus mengeksploitasi penderitaan Ukraina untuk membuat persamaan yang salah.

Bulan lalu, Amnesty International bergabung dengan kelompok hak asasi manusia (HAM) lainnya menyerukan PBB untuk menjatuhkan sanksi yang ditargetkan terhadap Israel.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Saat Ratusan Orang di Seluruh Dunia Sewa Airbnb Ukraina hingga 61 Ribu Malam Tanpa Check-In...

5. Pertahanan Udara Ukraina Cukup Ampuh Lawan Jet-jet Tempur Modern Rusia

Pertahanan udara Ukraina cukup ampuh dan berhasil melawan jet-jet tempur modern Rusia.

Hal tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Inggris melalui Twitter pada Rabu (9/3/2022), sebagaimana dilansir CNN.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, Ukraina sepertinya berhasil mencegah Rusia mengendalikan wilayah udaranya.

"Pertempuran di barat laut Kyiv tetap berlangsung dengan pasukan Rusia gagal membuat terobosan signifikan," tulis Kementerian Pertahanan Inggris. Selain itu, Kementerian Pertahanan Inggris juga melaporkan sejumlah kota di Ukraina yang masih dikepung tentara Rusia.

Baca berita selengkapnya di sini.

Baca juga: Rusia Siap Sediakan Koridor Kemanusiaan bagi Pengungsi di 5 Kota Ukraina

6. AS Khawatir Rusia Ingin Rebut Bahan Penelitian Biologis di Ukraina untuk Keperluan Senjata

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Selasa (8/3/2022), bahwa pihaknya bekerja dengan Ukraina untuk mencegah invasi pasukan Rusia dari menyita bahan penelitian biologis di tengah kekhawatiran pemerintah atau aktor yang tidak bermoral mungkin mencoba menggunakan barang-barang tersebut untuk membuat senjata biologis.

"Ukraina memiliki fasilitas penelitian biologis, yang sebenarnya kami sekarang cukup khawatir balatentara Rusia, pasukan Rusia, mungkin berusaha untuk mendapatkan kendali," kata pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS, Victoria Nuland kepada anggota parlemen AS pada sidang ketika ditanya langsung apakah Ukraina memiliki senjata biologis.

"Jadi kami bekerja dengan Ukraina tentang bagaimana mereka dapat mencegah bahan penelitian itu jatuh ke tangan pasukan Rusia jika mereka mendekat," ungkap dia, dikutip dari AFP.

Baca berita selengkapnya di sini. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com