Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Penerbangan Rusia Alami Kelumpuhan, Bagaimana Nasib Penumpang?

Kompas.com - 08/03/2022, 13:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com - Invasi Rusia ke Ukraina telah mengakibatkan maskapainya dilarang dari wilayah udara Eropa, Amerika, dan Kanada.

Hal ini membuat negara itu hanya menyisakan pesawat sewaan yang tidak dapat digunakan, dan menggagalkan kemitraan industri kedirgantaraan dengan Barat.

Dilansir Al Jazeera, warga Rusia tidak akan terbang ke Eropa atau Amerika Utara dalam waktu dekat.

Baca juga: Nasib Warga Rusia saat Toko Produk Impor Favorit Mereka Tutup Satu Per Satu

Bahkan menurut analis, penerbangan ke negara-negara sahabat seperti China diragukan karena pengucilan masyarakat internasional terhadap sektor penerbangan negara itu.

“Rusia akan menjadi negara terbesar di dunia dengan ekonomi maju dan industri penerbangan tidak lebih baik dari Korea Utara,” Richard Aboulafia, direktur pelaksana AeroDynamic Advisory yang berbasis di Michigan, mengatakan kepada Al Jazeera.

“Sanksi penerbangan mudah ditegakkan,” kata Aboulafia, yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di industri penerbangan.

“Maskapai penerbangan tidak bisa terbang. Mereka harus sepenuhnya mengulang rencana pesawat mereka, yang saat ini dibangun di atas teknologi Barat.”

Baca juga: Lagi, Jenderal Rusia Dilaporkan Tewas di Tangan Pasukan Ukraina

Eurocontrol melaporkan bahwa 300 penerbangan sehari oleh maskapai Rusia ke Eropa dan 50 penerbangan sehari oleh maskapai Eropa ke bandara Rusia telah ditangguhkan.

Rusia telah membalas dengan pembatasan timbal balik terhadap negara mana pun yang telah melarang penerbangannya.

“Akan semakin sulit bagi orang Rusia untuk bepergian karena dua alasan,” kata Sash Tusa, analis kedirgantaraan dan pertahanan untuk Agency Partners LLP di London.

“Salah satunya adalah wilayah udara Rusia tertutup untuk pesawat Barat. Selain itu, perjalanan internasional menjadi sangat sulit karena dukungan untuk pesawat terbang buatan Barat di Rusia ditarik.”

Baca juga: Uni Eropa Siap Lepas Ketergantungan Impor Energi dari Rusia, Ini Opsi Penggantinya

Boeing dan Airbus, pemasok utama pesawat komersial Rusia, telah memutus akses maskapai Rusia ke suku cadang untuk pesawat mereka.

Boeing juga telah menutup pusat desain yang dioperasikannya di Moskow dan menutup sementara kantornya di Kyiv.

Seperti kebanyakan pesawat komersial saat ini, sebagian besar pesawat maskapai Rusia dimiliki oleh perusahaan leasing di Barat.

Di bawah sanksi Eropa, perusahaan leasing memiliki waktu hingga 28 Maret untuk mengakhiri kontrak mereka dengan operator Rusia.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Ukraina Bisa Hentikan Kemajuan Invasi Rusia Sementara Ini

Beberapa perusahaan leasing, termasuk AerCap yang berbasis di Irlandia, pemain No.1 dunia, telah mengonfirmasi bahwa mereka telah menulis surat kepada pelanggan Rusia mereka untuk meminta pengembalian pesawat mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com