Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balas Dendam, Rusia Larang Maskapai Penerbangan dari 36 Negara

Kompas.com - 28/02/2022, 21:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mengumumkan pada Senin (28/2/2022), bahwa mereka melarang penerbangan oleh maskapai penerbangan dari 36 negara, termasuk Inggris dan Jerman.

Rusia mengeluarkan kebijakan tersebut sebagai tanggapan atas sejumlah larangan terhadap pesawat mereka.

Pernyataan Moskwa muncul karena maskapai Rusia sekarang tidak dapat memasuki wilayah udara sebagian besar negara-negara Eropa serta Kanada.

Baca juga: Ceko, Polandia, dan Bulgaria Tutup Wilayah Udara untuk Penerbangan Rusia

Dikutip dari Kantor Berita AFP, Otoritas penerbangan sipil Rusia mengatakan pihaknya memberlakukan pembatasan sebagai tindakan pembalasan atas larangan negara-negara Eropa pada penerbangan sipil yang dioperasikan oleh maskapai Rusia atau terdaftar di Rusia.

Alhasil, maskapai pernerbangan dari 36 negara hanya akan bisa memasuki wilayah udara Rusia dengan izin khusus.

Pekan lalu diketahui Rusia telah lebih dulu melarang maskapai penerbangan Inggris setelah Inggris melarang Aeroflot, maskapai utama negara itu, serta jet pribadi.

Sementara, Uni Eropa pada Minggu (27/2/2022), mengumumkan bahwa mereka menutup wilayah udaranya untuk pesawat Rusia, termasuk jet pribadi.

Langkah-langkah ini berarti maskapai harus membuat jalan memutar yang panjang di beberapa rute, yang berpotensi menaikkan biaya tiket.

Baca juga: 11 Negara yang Blokir Penerbangan Rusia


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com