MOSKWA, KOMPAS.com - Sebanyak dua pejabat Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (5/2/2022) mengatakan, Rusia sudah menempatkan sekitar 70 persen dari kekuatan tempur yang dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina.
Rusia juga disebut mengirim lebih banyak batalyon taktis ke perbatasan dengan negara tetangganya itu.
Dalam dua minggu terakhir, jumlah batalyon taktis di wilayah perbatasan meningkat menjadi 83 dari 60 pada Jumat (4/2/2022), dan 14 lainnya sedang dalam perjalanan, kata para pejabat kepada Reuters dengan syarat anonim karena sensitivitas informasi.
Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang, Termasuk Berebut Crimea?
Mengenai waktu invasi, suhu darat diperkirakan akan mencapai titik beku sekitar 15 Februari, kata para pejabat, yang memungkinkan transit mekanis off-road oleh unit militer Rusia. Kondisi seperti itu akan berlanjut hingga akhir Maret.
Garis waktu itu dan meningkatnya jumlah serta kemampuan pasukan Rusia yang dekat dengan Ukraina dapat menunjukkan bahwa jendela diplomasi ditutup.
Namun, para pejabat AS tersebut tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim mereka tentang pasukan Rusia.
Ketika Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan, Moskwa berkata tidak merencanakan invasi tetapi dapat mengambil tindakan militer jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.
Itu termasuk janji bahwa NATO tidak akan pernah memasukkan Ukraina sebagai anggota, permintaan yang Washington dan NATO katakan tidak dapat diterima.
AS yakin Rusia dapat memilih opsi lain selain invasi skala penuh, termasuk serangan terbatas, dan tidak yakin Presiden Vladimir Putin sudah membuat keputusan akhir, kata para pejabat tadi.
Akan tetapi mereka mengatakan, Putin menempatkan kekuatan yang dapat mengeksekusi semua skenario.
Baca juga: Apakah Rusia Akan Perang dengan Ukraina, Bagaimana jika Terjadi Invasi?
Jika Rusia menyerang ibu kota Ukraina, Kiev, itu bisa jatuh dalam beberapa hari, kata para pejabat AS.
Invasi skala penuh akan menyebabkan korban besar, ujar salah satu pejabat.
Ukraina dapat menderita 5.000-25.000 korban pasukan, sementara korban tentara Rusia dapat antara 3.000-10.000, lalu korban sipil dapat berkisar antara 25.000-50.000, menurut perkiraan AS.
Perang Rusia-Ukraina juga akan mengakibatkan jutaan pengungsi dan pengungsi internal di Eropa yang kehilangan tempat tinggi, menurut AS.
Baca juga: Sejarah Perang Rusia-Ukraina, sejak Era Kievan Rus hingga Aneksasi Crimea
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.