Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Misteri Hilangnya Permata Biru Arab Saudi dan Serangkaian Pembunuhan Setelahnya

Kompas.com - 03/02/2022, 22:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Pencurian permata biru Arab Saudi yang langka dan sejumlah perhiasan dari dari istana seorang pangeran Saudi pada 1989, memicu serangkaian pembunuhan dan krisis diplomatik antara pihak Kerajaan Saudi dan pemerintah Thailand.

Setelah hampir 30 tahun setelah kasus itu dan “perdamaian” dua negara terjadi, Kriangkrai Techamong, pria Thailand di balik pencurian itu menceritakan kisahnya dalam sebuah wawancara langka dengan BBC.

Baca juga: 30 Tahun Bertikai Soal Permata Curian, Arab Saudi dan Thailand Akhirnya Rujuk

Pria itu mengincar lusinan permata dan perhiasan berharga milik majikannya Pangeran Faisal, putra tertua Raja Fahd dari Arab Saudi.

Sebagai petugas kebersihan, dia mengenal setiap sudut istana Pangeran Faisal. Dia juga tahu tiga dari empat brankas berisi permata pangeran secara teratur dibiarkan tidak terkunci.

Maka saat Pangeran Saudi dan istrinya pergi berlibur selama tiga bulan, si pencuri itu menjalankan niat buruknya. Ancaman hukum amputasi di Arab Saudi diabaikannya, mengingat tumpukan hutang judi dan keinginannya melarikan diri sudah tidak lagi terbendung.

Aksi pencurian

Suatu malam, Kriangkrai membuat alasan untuk berada di dalam istana setelah gelap, dan menyelinap ke kamar tidur sang pangeran setelah semua staf lain pergi.

Dia mengambil beberapa permata dan menempelkannya ke tubuhnya menggunakan lakban, dan menyimpan permata di dalam peralatan pembersih, termasuk tas vakum.

Baca juga: Kisah Penemuan Cullinan, Berlian Terbesar di Dunia dari Tambang Afrika

Total 30 kg jarahan, senilai hampir 20 juta dollar (Rp 287 miliar - kurs saat ini) berhasil dikuras. Di antara barang-barang yang dicuri, pejabat Saudi kemudian mengatakan, termasuk jam tangan emas dan beberapa batu rubi.

Barang-barang berharga itu disembunyikan di seluruh istana, di tempat-tempat yang dia tahu tidak akan ditemukan, sebelum akhirnya dikirim dengan pengiriman kargo besar ke Thailand.

Pada saat pencurian itu disadari, Kriangkrai sudah melarikan diri ke negara asalnya, Thailand, dengan kargonya berangkat beberapa hari sebelumnya.

Pemalsuan barang curian

Rencananya Kriangkrai menyogok bea cukai untuk mendapatkan barang curiannya berhasil, namun dia tak bisa berkelit lama dari hukum. Kriangkrai ditangkap di rumahnya pada Januari 1990, setelah polisi Thailand diberitahu oleh rekan-rekan mereka di Saudi.

Permata dan perhiasan - beberapa diantaranya dia simpan, beberapa di antaranya dia jual - diambil segera setelah itu. Tetapi beberapa saat pengambilan dan kepulangan benda berharga itu ke Riyadh, kejahatan lain terjadi.

Pejabat Saudi mengatakan sekitar 80 persen hilang, dan banyak dari yang dikembalikan itu palsu. Hilangnya satu perhiasan secara khusus yang menyebabkan kekhawatiran adalah berlian biru 50 karat yang langka seukuran telur.

Baca juga: Menilik Keunikan Berlian Hitam Langka 555,55 Karat, Bahannya Diduga dari Luar Angkasa

Hanya sekitar 1 dari 10.000 berlian yang memiliki warna permukaan yang berbeda, menurut Alan Hart, CEO Gemmological Association of Great Britain. Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang berwarna biru, mengonfirmasi labelnya sebagai perhoasan paling langka dan paling berharga di dunia.

Warnanya yang berbeda berasal dari jejak samar boron di dalamnya, sebuah elemen yang ada saat berlian terbentuk hingga 600 km (370 mil) di bawah permukaan bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com