Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Rumah Minimalis Menjamur di Seluruh Dunia, Jauhi Konsumerisme

Kompas.com - 02/02/2022, 20:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Biaya tanah bisa menjadi pertimbangan utama (atau hambatan) dalam memiliki rumah mungil. March memiliki tanah tempat rumah mungilnya; dia punya izin perencanaan untuk tempat tinggal permanen tetapi mengatakan:

"Saya tidak berniat membangun rumah normal. Biayanya bisa menghabiskan Rp 3,8 miliar (200.000 poundsterling) tapi hanya Rp 1,1 miliar (60.000 poundsterling) untuk rumah mungil. Punya rumah baru dengan biaya sepertiga lebih rendah, tentu saya tak berpikir panjang lagi."

Biaya sebidang bangunan serta rumah mungil bisa membuatnya mahal. Beberapa menyiasatinya dengan menempatkan rumah mereka di atas tanah milik keluarga atau teman, ada juga yang menyewa tanah, dari seorang petani, misalnya. Semuanya tidak memerlukan izin perencanaan.

Baca juga: 9 Tips agar Rumah Minimalis Terasa Sejuk, Perhatikan Plafon hingga Air

Cara lain adalah dengan membeli tanah dan mengubah penggunaannya menjadi glamping atau pertanian kecil. Namun, March mengatakan: "Hampir tidak mungkin (di Inggris) untuk mendapatkan izin perencanaan penuh untuk tinggal di (sebuah rumah mungil) penuh waktu dan menempatkannya secara permanen."

Gaya hidup dan nilai-nilai adalah kekuatan pendorong utama: memikirkan kembali apa yang penting, seperti memperkuat komunitas lokal, atau melestarikan lingkungan; atau keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga atau pada kegiatan yang memungkinkan perampingan.

Beberapa hanya karena suka desain mungil dan ramping dari rumah kecil mereka. Terlepas dari semua pembicaraan dan tren, penghuni rumah mungil adalah minoritas kecil di Inggris, diperkirakan hanya 200 orang. "Semua orang bicara tentang tinggal di rumah kecil," March mengakui, tetapi sangat sedikit yang melakukannya.

Baca juga: Tips Membuat Taman untuk Rumah Minimalis

Kecil tapi terbentuk sempurna

Di negara lain, tampaknya industri rumah kecil bergerak lebih cepat. Di AS, diperkirakan 10.000 orang tinggal di tempat tinggal kecil. "Gerakan rumah mungil berkembang," kata Amy Turnbull, direktur American Tiny House, kepada The Spruce: "Semakin banyak orang mendorong izin rumah kecil, makin banyak area akan menerima".

David Latimer adalah CEO dan pendiri New Frontier Design, yang terpilih sebagai pembangun rumah mungil mewah terbaik dalam penghargaan The Spruce 2020. David berbicara dengan BBC Culture dari studionya di Venice Beach, California, studi dengan desain yang sangat minimalis, dengan banyak kayu dan pemandangan tanaman hijau.

Latimer meluncurkan perusahaannya -yang mantranya adalah hidup dengan niat- pada 2015, pada saat minat pada tempat tinggal kecil, katanya, menjadi viral.

Dia menjual sekitar 12 hingga 16 rumah mungil per tahun. Model rumahnya dimulai dengan Alpha, dengan pintu kaca besar untuk membiarkan cahaya alami masuk, dan wastafel ganda bagai rumah pasangan yang ideal.

Lalu ada Escher yang mewah, yang dapat menampung enam orang, dan memiliki meja makan untuk 10 orang dan jacuzzi ukuran penuh. Desainnya dibuat dengan arsitek, dan sebisa mungkin memasukkan peralatan berukuran penuh. Furnitur hemat-ruang, komponen vital di rumah mungil mana pun, adalah spesialisasinya.

Baca juga: Ini 6 Alasan Ruang Kecil dan Minimalis Dianggap Terbaik, Anda Setuju?

Pada 2017, Latimer terpilih untuk membangun rumah bagi para korban kebakaran hutan California, yang dipresentasikan kepada keluarga menyambut gembira di acara TV Good Morning America.

Liputan yang luar biasa untuk sebuah start-up, tetapi dia tetap menyadari rintangan yang terus dihadapi di pasar yang baru lahir ini.

"Salah satu kendalanya adalah fakta bahwa tidak ada badan resmi yang diatur oleh pemerintah dan tidak ada fasilitas kredit untuk rumah mungil," kata dia. "Dan seperti yang kita tahu, ada banyak batasan untuk menempatkannya secara legal."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com