Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Rumah Minimalis Menjamur di Seluruh Dunia, Jauhi Konsumerisme

Kompas.com - 02/02/2022, 20:45 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Bersamaan dengan tren minimalisme, gerakan rumah mungil pun muncul. Beverley D'Silva dari BBC mengeksplorasi mengapa tempat tinggal kecil itu indah.

Dalam dunia desain rumah, sebuah revolusi sedang terjadi. Masa depan, adalah mungil.

Tren rumah mungil semakin meningkat, sebuah gerakan arsitektur dan sosial yang mendorong perampingan ruang hidup. Ada hampir 2,5 juta postingan Instagram dengan tagar rumah kecil dan semakin populernya film dokumenter dan serial TV seperti acara Tiny House Nation di Netflix.

Salah satu tokoh paling terkenal yang menyuarakan gerakan ini pastilah Elon Musk, multimiliarder sekaligus bos Tesla. Musk menaikkan gengsi rumah mungil ketika dia menyewa rumah mungil di Boca Chica, Texas, saat mengerjakan SpaceX. "Rasanya lebih nyaman tinggal di rumah kecil," katanya melalui Twitter.

Baca juga: Milenial dan Gen Z Dinilai Perlu Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Gaya hidup minimalis tanpa banyak barang menangkap semangat zaman yang mulai menjauhi konsumerisme berlebihan, dan demikian juga dengan tren rumah mungil.

Ide dasarnya sangat menarik: lebih sedikit ruang dan barang dalam hidup kita dapat memberi ruang untuk hal-hal yang lebih penting.

Akar gerakan rumah mungil dapat ditelusuri hingga naturalis dan penulis esai AS abad ke-19 Henry David Thoreau. Bukunya Walden (1854) adalah refleksi yang menginspirasi tentang hidup sederhana di lingkungan alami.

Jay Shafer, bapak rumah mungil, mempelopori gerakan modern ketika ia membangun rumah mungil di atas roda dan menulis The Small House Book pada 1999. Shafer mendirikan perusahaan Tumbleweed Tiny House, sebelum fokus pada keadilan sosial dan hak perumahan.

Penggemar rumah mungil memperjuangkan tempat tinggal hijau: butuh lebih sedikit bahan untuk membangun, dan hanya menggunakan sekitar 20 hingga 30 persen energi dibanding rata-rata rumah di Inggris, menurut Tiny Housing Co, sebuah perusahaan Inggris.

Baca juga: Gampang, Ini Cara Mendekorasi Rumah Minimalis

Rumah ini bisa dilengkapi dengan panel surya atau tenaga angin, sehingga pemiliknya dapat hidup di tempat terpencil. Didesain untuk mobilitas, rumah mungil dengan mudah bisa ditempatkan dekat dengan alam. Ekonomis, portabel, ramah lingkungan, berwawasan komunitas, bebas hipotek, kurang apa lagi?

Chris March adalah pendiri Tiny Eco Homes di Northumberland di Inggris. Dia tinggal selama tiga tahun di salah satu desainnya sendiri, rumah dengan kayu pinus di dalamnya dan teras kayu cedar. Ukurannya 7 meter x 2,5 meter, dua kamar tidur, dua lantai dan langit-langit yang cukup tinggi untuk berjalan-jalan di lantai atas.

Rumah ini sudah dilengkapi dengan "segala sesuatu yang saya dan anak saya butuhkan," katanya.

Perusahaan March memproduksi sekitar 15 rumah mungil setahun. David dan Becky Westwood, dan putra mereka Joss, adalah salah satu klien yang membeli model standar seharga hampir Rp 1 miliar (50.000 poundsterling).

Meskipun video yang mereka buat menunjukkan kepala Joss menyentuh langit-langit kamarnya ketika dia berdiri, keluarga ini senang dengan rumah mungil mereka, menyatakan persis seperti tinggal di rumah konvensional.

Baca juga: 3 Tips Menerapkan Gaya Warm Minimalis di Rumah

Seri Netflix Tiny House Nation tentang gaya hidup rumah kecil, sangat populer.NETFLIX via BBC INDONESIA Seri Netflix Tiny House Nation tentang gaya hidup rumah kecil, sangat populer.

Awalnya, rumah ini ditempatkan di perkemahan, yang sewa bulanannya lebih dari Rp 10 juta (500 poundsterling), namun sudah dipindahkan ke memindahkannya ke kebun orangtua mereka agar bisa bebas dari bayar sewa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com