Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan Isu Transisi Energi dalam Fokus Presidensi G20

Kompas.com - 02/02/2022, 20:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai tuan rumah konferensi dan pemegang presidensi G20 pada 2022, Indonesia memiliki kesempatan untuk membangun momentum internasional dalam transisi energi menuju masa depan energi yang berkelanjutan.

Itulah sebabnya Indonesia mengangkat transisi energi sebagai salah satu dari tiga isu yang menjadi prioritasnya dalam memegang presidensi G20 tahun ini.

Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar dalam sebuah diskusi virtual pada Januari mengatakan, Indonesia menempatkan isu transisi energi sebagai sektor prioritas dalam Presidensi G20.

Baca juga: Pakai Jaket G20, Jokowi dan Para Menteri Naik Motor ke Simalungun

Pasalnya, pembahasan mengenai transisi energi menuju energi hijau sangatlah penting sebagaimana dilansir Antara, Rabu (2/2/2022).

Dia juga mengatakan bahwa pemilihan isu transisi energi itu mencerminkan pandangan serta perspektif Indonesia sebagai negara berkembang dan negara kepulauan yang sangat terdampak oleh perubahan iklim.

Pengamat ekonomi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, masalah perubahan iklim saat ini merupakan salah satu persoalan utama yang memerlukan peningkatan koordinasi global dalam penanganannya.

Menurut Yose, G20 bisa menjadi pendorong lebih jauh dalam upaya global untuk menangani perubahan iklim walau sudah ada forum internasional tersendiri yang khusus membahas isu perubahan iklim.

Faktanya, negara-negara G20 telah membuat komitmen emisi nol bersih, termasuk Rusia, Arab Saudi, dan Indonesia. Argentina sekarang adalah satu-satunya negara G20 yang belum menyatakan janji emisi nol bersih.

Baca juga: Pemilik Homestay di Labuan Bajo Diimbau Siap Terima Turis Saat G20

"G20 bisa menjadi pendorong lebih jauh untuk upaya penanganan masalah perubahan iklim ini," kata dia.

Selain itu, dalam forum G20, Indonesia memiliki kesempatan baik karena menjadi negara berkembang pertama yang memimpin perkumpulan negara-negara yang akan berdampak pada kebijakan ekonomi dan sosial secara global.

Untuk itu, kata Yose, pembahasan isu perubahan iklim termasuk tentang transisi energi hijau di G20 tentu akan bisa menggali lebih banyak lagi masukan soal kepentingan atau narasi yang datang dari negara-negara berkembang.

Hal itu tentu saja sejalan dengan keinginan Indonesia yang telah menyatakan akan lebih membawa kepentingan negara-negara berkembang dalam presidensinya di G20.

Baca juga: Retno Marsudi Tekankan Pentingnya Memperoleh Kepercayaan dalam G20

"Karena mungkin pandangan dari negara berkembang agak berbeda dengan apa yang selama ini diusung oleh negara-negara maju, terutama Uni Eropa yang memang terdepan dalam isu-isu ini. Jadi Indonesia juga harus bisa mengangkat narasi yang datang dari negara berkembang," ujar Yose.

Oleh karena itu, dia juga menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk menyuarakan aspirasi dari negara-negara berkembang mengenai transisi energi yang menjadi salah satu prioritas pada presidensi G20 tahun ini.

Dalam hal itu, Indonesia memiliki kesempatan untuk menarik dukungan internasional, terutama dari negara-negara maju, agar membantu mengembangkan program transisi energi melalui dukungan modal maupun alih teknologi untuk negara-negara berkembang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com