Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedihnya Petani Hong Kong Terpaksa Bakar Stok Bunga Tahun Baru Imlek yang Tak Laku Dijual

Kompas.com - 01/02/2022, 21:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

HONG KONG, KOMPAS.com - Petani bunga Leung Yat-shen terpaksa membakar ribuan bunga yang tidak dapat dia jual tahun ini, karena tindakan ketat Hong Kong terhadap varian Omicron dari virus corona telah mengurangi separuh permintaan Tahun Baru Imleknya.

Leung (70 tahun), menjalankan pertanian tradisional di pedesaan distrik Yuen Long Hong Kong yang menanam bunga lili pedang, lili air, dan tulip.

Baca juga: 3 Cerita Rakyat Populer Tahun Baru Imlek yang Kini Jadi Tradisi Dunia

Dia telah menanam 200.000 bunga untuk Tahun Baru Imlek tahun ini, tetapi tidak dapat menjual sekitar setengahnya karena jatuhnya permintaan.

"Bunga-bunga indah ini benar-benar sehat, dan saya biasanya memetiknya dan membawanya ke pasar. Lihat betapa cantiknya mereka," kata Leung, berdiri di dekat hamparan bunga merah dan merah muda setinggi bahu, yang akan segera dilempar ke api.

"Tapi tahun ini tidak ada pasar bunga sama sekali. Setelah mekar, saya akan singkirkan semuanya dengan cara dibakar," ujarnya seraya menambahkan sebagian bisa dijadikan pupuk.

Leung mengatakan dia memutuskan untuk membakar bunga-bunga itu agar tidak membusuk dan justru menyebarkan penyakit ke perkebunannya.

Pemerintah Hong Kong mengumumkan pada 14 Januari bahwa pameran bunga Tahun Baru Imlek tradisional di sekitar 15 distrik akan ditutup.

Pembatasan lalu lintas di lokasi yang biasanya digunakan oleh pedagang grosir kemudian juga diberlakukan.

Baca juga: Tahun Baru Imlek 2022: Foto Perayaan di Seluruh Dunia, dari Indonesia hingga Jepang

Penangan pandemi di wilayah itu, sejalan dengan strategi nol-Covid China, dan telah menyebabkannya menutup perbatasannya, menutup sekolah, taman bermain, pusat kebugaran, dan sebagian besar tempat lainnya. Ribuan orang pun terkunci di apartemen kecil.

Para ahli menyebut langkah itu tidak berkelanjutan dan mengatakan penyesuaian praktis dalam strategi pengendalian virus Covid-19 diperlukan.

Polisi berpatroli di daerah di sebelah pasar bunga Hong Kong di distrik Mong Kok yang ramai pada Jumat (28/1/2022) pagi, memerintahkan para petani yang datang membawa bunga untuk bubar.

Leung, seorang petani bunga generasi kedua, telah mampu menjual sebagian stoknya langsung kepada pelanggan di pertaniannya, yang ia kelola bersama istri dan tiga karyawannya.

Data pemerintah menunjukkan kompensasi telah ditawarkan kepada pemegang lisensi pameran bunga Tahun Baru Imlek, tetapi Leung mengatakan dia tidak menerima apa pun sebagai petani.

Satu-satunya stimulus keuangan yang dia dapatkan dari pemerintah selama pandemi Covid-19 adalah kesempatan untuk menarik pinjaman tanpa bunga sebagai bagian dari dana anti-epidemi.

Baca juga: Arti Shio Macan Air di Tahun Baru Imlek 2022

"Saya mengandalkan tabungan saya sendiri, dan saya tidak yakin apakah bisnis kami bisa bertahan sepanjang tahun," katanya.

"Ini menyakitkan. Saya tidak bisa memberitahu Anda betapa menyakitkannya itu. Yang bisa saya harapkan hanyalah masa depan akan lebih baik."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com