Tempat pengelolaan sampah di desa Pallakkadu didirikan pada 2008 dengan bantuan dari Uni Eropa.
Sampah yang dikumpulkan dari sembilan desa terdekat dibuang di sana tetapi tidak didaur ulang.
Baca juga: Sri Lanka Berencana Bayar Utang Minyak Iran dengan Teh
Pada 2014, pagar listrik yang melindungi situs tersebut disambar petir dan pihak berwenang tidak pernah memperbaikinya, sehingga gajah dapat masuk dan mengobrak-abrik tempat pembuangan sampah.
Warga mengatakan gajah telah bergerak lebih dekat dan menetap di dekat lubang pembuangan, memicu ketakutan di antara penduduk desa terdekat.
Banyak yang menggunakan petasan untuk mengusir binatang ketika mereka berkeliaran di desa, dan beberapa memasang pagar listrik di sekitar rumah mereka.
"Tetapi penduduk desa sering tidak tahu cara memasang pagar listrik dengan aman sehingga mereka dapat membahayakan nyawa mereka sendiri dan juga gajah," kata Keerthi Ranasinghe, seorang anggota dewan desa setempat.
Dia menyatakan, meskipun warga menyebut gajah liar sebagai ancaman, hewan tersebut juga dianggap merupakan sumber daya.
"Pihak berwenang perlu menemukan cara untuk melindungi kehidupan manusia dan gajah yang juga memungkinkan kami untuk melanjutkan kegiatan pertanian kami," jelas dia.
Baca juga: 25 September 1959: PM Sri Lanka Solomon Bandarainake Dibunuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.