Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Penculikan Haiti, Kabur Malam Hari, Jalan Bermil-mil dengan Panduan Bintang

Kompas.com - 21/12/2021, 23:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

Mereka juga berusaha saling menyemangati sandera lain yang ditahan untuk tebusan dalam penculikan terpisah.

Seiring waktu, para sandera setuju untuk mencoba melarikan diri dan memilih malam tanggal 15 Desember untuk melarikan diri.

Ketika merasa waktunya tepat, mereka menemukan cara untuk membuka pintu yang tertutup dan terhalang.

“Mereka diam-diam masuk ke jalan yang telah dipilih, dan dengan cepat meninggalkan tempat mereka ditahan, meskipun faktanya banyak penjaga yang berjaga dalam posisi dekat," kata Showalter.

Hanya 12 orang yang ikut serta dalam pelarian minggu lalu, setelah lima tawanan dibebaskan sebelumnya.

400 anggota geng Mawozo yang menculik mereka telah meminta uang tebusan jutaan dolar sebagai syarat pembebasan mereka. Tetapi tidak segera jelas apakah ada uang tebusan yang dibayarkan.

Baca juga: 10.000 Migran Haiti yang Berlindung di Bawah Jembatan Texas Akan Dideportasi AS

Pendukung anggota kelompok yang ditahan telah mengumpulkan dana untuk pembayaran tebusan potensial, menurut Direktur Umum CAM David Troyer. Tetapi dia menolak untuk mengatakan apakah ada pembayaran yang dilakukan kepada kelompok tersebut.

Ke-12 orang yang melarikan diri minggu lalu membawa bayi dan seorang anak berusia 3 tahun.

“Bayi itu dibungkus untuk melindunginya dari semak berduri,” kata Showalter.

Mereka tidak tahu apa yang ada di depan mereka. "Setelah beberapa jam berjalan, hari mulai fajar dan mereka akhirnya menemukan seseorang yang membantu menelepon untuk meminta bantuan."

"Mereka akhirnya bebas," ujarnya.

Ke-12 orang itu diterbangkan ke Florida dengan penerbangan Penjaga Pantai AS, dan kemudian dipersatukan kembali dengan lima sandera yang dibebaskan sebelumnya.

CAM menampilkan foto-foto di konferensi pers yang menunjukkan para sandera yang dibebaskan dipersatukan kembali, bersama dengan video kelompok itu menyanyikan lagu yang telah mengilhami mereka selama penahanan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com