Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Saudara Ethiopia Memburuk, Sejumlah Negara Desak Warganya Segera Evakuasi

Kompas.com - 24/11/2021, 19:23 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

Sejak itu, pasukan Tigrayan terus mendorong kekuasaannya ke wilayah tetangga Afar dan Amhara. Kemudian minggu ini, pasukan Tigrayan mengeklaim kendali atas Shewa Robit, hanya 220 km (135 mil) timur laut Addis Ababa melalui jalan darat.

Pemerintah Ethiopia belum menanggapi permintaan konfirmasi tentang status Shewa Robit.

Baca juga: Ethiopia Umumkan Keadaan Darurat Nasional Setelah Pasukan Tigray Mengancam Ibu Kota

Utusan khusus Uni Afrika untuk Tanduk Afrika, Olusegun Obasanjo, telah memimpin desakan untuk menengahi gencatan senjata. Tetapi sejauh ini hanya ada sedikit kemajuan nyata.

Pada Selasa (23/11/2021), utusan khusus AS untuk kawasan “Tanduk Afrika” melaporkan “kemajuan” menuju penyelesaian diplomatik antara pihak-pihak yang bertikai.

Tetapi, AS memperingatkan bahwa komitmen itu berisiko “tenggelam” oleh “perkembangan yang mengkhawatirkan” di lapangan.

“Meskipun ada beberapa kemajuan yang baru, itu sangat berisiko dikalahkan oleh eskalasi militer di kedua sisi,” kata Jeffrey Feltman kepada wartawan setelah kembali dari misi ke Addis Ababa.

Secara terpisah, para pemimpin Afrika Selatan dan Kenya pada Selasa (23/11/2021) mendesak pihak-pihak yang bersaing untuk berkomitmen pada gencatan senjata dan dialog politik segera.

Tetapi Abiy, yang memenangkan hadiah Nobel pada 2019 karena menjalin perdamaian dengan negara tetangga Eritrea, justru meragukan prospek solusi damai.

“Mulai besok, saya akan bergerak ke depan untuk memimpin pasukan pertahanan,” katanya, Senin (22/11/2021).

“Mereka yang ingin berada di antara anak-anak Etiopia yang akan dipuji oleh sejarah, bangkitlah untuk negara Anda hari ini. Mari kita bertemu di depan.”

Baca juga: Bendungan Raksasa Ethiopia, Seluk Beluk dan Kontroversinya

Seruan itu muncul beberapa minggu setelah pemerintah mengumumkan keadaan darurat enam bulan, dan meminta semua warga negara yang mampu untuk bergabung dalam perjuangan.

Profesor Kjetil Tronvoll, dari Universitas Oslo, menggambarkan langkah terbaru Abiy sebagai “pertaruhan”.

“Kami tahu bahwa dia telah memerintahkan kepemimpinan Partai Kemakmuran (yang memerintah) untuk bergabung, dan kami tahu kepemimpinan politik Amhara telah mengatakan bahwa mereka juga akan bergabung dengannya di medan perang,” Tronvoll mengatakan kepada Al Jazeera.

“Tetapi jika itu beresonansi dengan segmen populasi yang jauh lebih luas dan jika mereka benar-benar akan secara fisik pergi ke sana (medan perang), itu adalah kondisi yang sama sekali berbeda.”

Sementara itu, PBB pada Selasa meluncurkan dorongan besar untuk mengirimkan bantuan makanan ke dua kota di Ethiopia utara, meskipun ada penjarahan gudang.

Program Pangan Dunia PBB mengatakan "operasi bantuan pangan utama" akan melayani lebih dari 450.000 orang selama dua minggu ke depan di kota Amhara Kombolcha dan Dessie, yang terletak di persimpangan strategis di jalan raya utama menuju Addis Ababa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com