Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi Dijerat Junta Militer Myanmar Dakwaan Penipuan di Pemilu

Kompas.com - 17/11/2021, 17:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi dijerat junta militer dakwaan melakukan penipuan di pemilu.

Suu Kyi merupakan satu dari 16 tokoh sipil yang menghadapi persidangan Selasa (16/11/2021), termasuk mantan presiden Win Myint.

Penerima Nobel Perdamaian 1991 itu tidak muncul di depan publik sejak penangkapannya dalam kudeta Februari lalu.

Baca juga: Junta Militer Myanmar Hukum Tangan Kanan Aung San Suu Kyi 20 Tahun

Junta militer melalui juru bicaranya mengeklaim, Aung San Suu Kyi diperlakukan baik selama menjadi tahanan rumah.

"Maksudnya, kami tetap membiarkannya bersama orang-orangnya selama ditahan," jelas Mayor Jenderal Zaw Min Tun.

Kepada BBC, Mayjen Zaw mengeklaim mereka mencoba untuk menyediakan apa yang Suu Kyi inginkan maupun makanan favoritnya.

Kuasa hukum tokoh 76 tahun tersebut mengungkapkan, kliennya dilarang tampil di depan publik untuk membahas kasusnya.

Selain itu, pejabat PBB yang mendesak supaya diizinkan bertemu dengan Suu Kyi juga belum diizinkan Tatmadaw, nama resmi junta.

PBB menyatakan, pelarangan yang dilakukan junta terhadap utusannya bisa dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Berikan Kesaksian Pertama sejak Kudeta Militer

Mayjen Zaw menanggapi dengan berkilah, waktunya belum tepat dan perkataan PBB mengenai mereka tidak tepat sama sekali.

Menurut Zaw, PBB harus mendapat pemahaman utuh mengenai pemerintahan darurat yang dipimpin junta sebelum diizinkan masuk.

Junta membenarkan kudeta militer yang mereka lakukan pada Februari, menuding Suu Kyi dan partainya melakukan penipuan di pemilu 2020.

Baca juga: Komunitas Internasional Desak Junta Militer Myanmar Izinkan Perwakilan Khusus Bertemu Aung San Suu Kyi

Junta membuat berbagai tuduhan untuk Suu Kyi, mulai dari melakukan korupsi, melanggar hukum rahasia, dan kepemilikan walkie-talkie ilegal.

Juru bicara Pemerintahan Bersatu, yang terbentuk dari kelompok oposisi, menyebut Suu Kyi tidak sedang baik-baik saja.

"Para jenderal mempersiapkan total hukuman hingga 104 tahun baginya. Mereka hendak membiarkannya mati di penjara," kata Dr Sasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Global
Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Internasional
Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com