BRUSSELS, KOMPAS.com - Pasukan keamanan Polandia menembakkan gas air mata ke para migran yang melemparkan batu di perbatasan dengan Belarus pada Selasa (16/11/2021).
Sementara itu, NATO menegaskan kembali dukungannya untuk Warsawa, dalam krisis yang menyebabkan ribuan orang terdampar di perbatasan dalam suhu dingin.
Baca juga: Presiden Belarus Klaim Mulai Pemulangan Migran di Perbatasan Polandia
Reuters mewartakan, rekaman video yang dirilis oleh pihak berwenang Polandia menunjukkan, para migran juga melemparkan botol dan kayu gelondongan melintasi pagar perbatasan kawat berduri. Ada juga yang menggunakan tongkat untuk mencoba menerobos.
Tujuh polisi terluka dalam kekerasan itu, krisis terbaru yang menurut Uni Eropa (UE) diatur oleh Belarus--sekutu Rusia, sebagai pembalasan atas sanksi UE yang dijatuhkan atas tindakan keras terhadap protes politik, tuduhan yang dibantah Minsk.
Hingga 4.000 migran, sebagian besar dari Irak dan Afghanistan, sekarang menunggu di hutan yang membeku, di tempat yang tidak hanya menjadi perbatasan Polandia, tetapi juga perbatasan eksternal Uni Eropa dan NATO, aliansi militer Barat.
"Kami sangat prihatin tentang cara rezim (pemimpin Belarus Alexander) Lukashenko menggunakan migran yang rentan sebagai taktik hibrida terhadap negara lain," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada pertemuan menteri pertahanan aliansi di Brussels.
"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Polandia dan semua sekutu yang terkena dampak."
Baca juga: Polandia Desak NATO Atasi Krisis Perbatasan Eropa dengan Belarus
Lithuania dan Latvia, yang seperti Polandia adalah anggota NATO dan Uni Eropa, juga telah melaporkan peningkatan tajam dalam upaya untuk menyeberang dari Belarus sejak musim panas.
Setidaknya delapan migran tewas di perbatasan selama krisis. Satu, seorang pria Suriah berusia 19 tahun, dimakamkan pada Selasa (16/11/2021) di desa Bohoniki, timur laut Polandia.
Seorang anak laki-laki Kurdi berusia sembilan tahun, yang kedua kakinya diamputasi, termasuk di antara mereka yang terjebak di antara danau, rawa dan hutan di perbatasan.
Insiden ini terjadi setelah Polandia menolak membiarkan mereka masuk dan pasukan Belarus mencegah mereka kembali.
Another video of water cannon at the border pic.twitter.com/vkqJvttjIq
— Liveuamap (@Liveuamap) November 16, 2021
Baca juga: Konflik Geopolitik di Perbatasan Belarus-Polandia, Orang-orang Tak Terima Dijadikan Senjata
"Kita dapat melihat penderitaan besar orang-orang yang dibiarkan dalam keadaan terombang-ambing," kata Dunja Mijatovic, komisaris hak asasi manusia untuk Dewan Eropa, pengawas hak-hak Eropa yang lebih besar dari Uni Eropa dan termasuk Rusia di antara anggotanya.
Setelah mengunjungi pusat bantuan migran di kota Polandia di dekat perbatasan, dia berkata, "Kita perlu menemukan cara untuk mengurangi eskalasi, untuk memastikan bahwa fokusnya adalah menghentikan penderitaan."
Hubungan antara Belarus dan Uni Eropa memburuk setelah pemilihan presiden yang diperebutkan tahun lalu.
Lukashenko, yang telah memegang kekuasaan sejak 1994, mengeklaim kemenangan dalam pemungutan suara. Klaim itu memicu protes jalanan massal dan, pada gilirannya, ditanggapi dengan tindakan keras polisi.