Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ivan The Terrible, Pemimpin Rusia Paranoid yang Sebabkan Banyak Petaka

Kompas.com - 30/10/2021, 12:38 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang gila dalam sejarah. Lebih gilanya lagi, banyak dari para gila ini menduduki puncak kekuasaan tertinggi. Membuat kegilaannya menguar, menular, bahkan menjadi semacam borok dalam sejarah.

Termasuk Ivan IV Vasilyevich, Grand Prince Moskwa sekaligus Tsar pertama Rusia.

Julukannya saja sudah menunjukkan kegilaan: Ivan The Terrible.

Baca juga: Kekaisaran Rusia: Sejarah, Sistem Pemerintahan, dan Keruntuhan

Dilansir berbagai sumber, cucu dari Ivan yang Hebat ini menjadi Kaisar Rusia pada 1547 hingga 1584.

Dia dikenal sebagai pribadi paranoid pemarah yang mempunyai masalah kejiwaan. Ivan diyakini membunuh putra sekaligus penerus tahta, Ivan Ivanovich.

Tak hanya itu, dia juga membuat menantunya keguguran sehingga tahta jatuh ke tangan putranya yang lain, yakni Feodor Ivanovich atau Feodor I.

Pada 16 Januari 1547, di usia 16 tahun, Ivan menerima Mahkota Monomakh di Katedral Orthodox Dormition dan menerima titel Tsar Semua Rusia.

Ivan yang pemimpin seluruh Rusia, langsung menunjukkan sisi megalomaniaknya. Perintahnya tak bisa dibantah, segila apapun.

Meski bertanggung jawab pada reformasi dan berhasil memimpin dalam penaklukkan pasukan Tartar di Kazan dan Astrakhan, Ivan lebih dikenal karena kegilaannya.

Baca juga: Kisah Sekte Pegulat Roh Doukhobor, 200 Tahun Disiksa Kekaisaran Rusia karena Dianggap Sesat

Tahun 1560-an merupakan dekade berat bagi Ivan. Kekeringan, kelaparan, kegagalan dalam perang melawan Lithuania, invasi Tartar, dan blokade laut dari Swedia, Polandia, maupun Liga Hanseatic, membuatnya terpuruk.

Puncaknya terjadi ketika istrinya, Anastasia Romanovna meninggal pada 1560. Kuat dugaan dia dibunuh dengan racun oleh kaum bangsawan.

Hal ini membuat Ivan depresi. Pada 3 Desember 1564, dia sempat kabur dari Moskwa ke Alexandrova Sloboda.

Di sana, dia mengancam bakal turun tahta karena curiga telah terjadi penggelapan dan pengkhianatan di kalangan aristokrat dan para imam.

Pengadilan bangsawan tidak bisa beroperasi jika Ivan absen. Mereka juga takut akan kemarahan rakyat Moskwa.

Akhirnya, utusan dari kaum aristokrat menyusul dan membujuk Ivan untuk kembali ke Moskwa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com