Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kemalangan Ratu Maria Eleonora dan Kekejamannya pada Sang Putri

Kompas.com - 21/10/2021, 16:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Pada 1627, Gustav II Adolf sakit dan terluka. Dua tahun kemudian, raja melarikan diri di Stuhm.

Berbeda dengan sang ratu, Gustav II Adolf berusaha mengabdikan diri untuk putrinya dan mencoba membesarkan Christina sebagai anak laki-laki.

Pada usia 2 tahun, Putri Christina bertepuk tangan dan tertawa kegirangan ketika meriam besar Kastil Kalmar diledakkan sebagai penghormatan kerajaan.

Setelah itu, Gustav II Adolf sering membawa putri kecilnya dalam kegiatan tinjauan militer.

Maria Eleonora hanya menunjukkan sedikit kasih sayang untuk Putri Christina, sehingga ia tidak diizinkan mengasuhnya.

Sang Putri ditempatkan dalam perawatan saudara tiri Gustav II Adolf, Katharina, dan Kanselir, Axel Oxenstierna.

Pada 1630, Gustav II Adolf percaya bahwa rancangan Habsburg untuk supremasi Baltik mengancam keberadaan Swedia dan juga kebebasan beragamanya. Sehingga tak lama kemudian, sang raja harus kembali ke medan perang.

Sebelum pergi perang, Raja Gustav II Adolf berpesan kepada Axel Oxenstierna.

Raja itu mengakui, "Jika sesuatu terjadi pada saya, keluarga saya akan pantas mendapatkan belas kasihan Anda...ibu yang kurang akal sehat, putrinya di bawah umur... Putus asa jika mereka memerintah, dan berbahaya jika orang lain datang untuk memerintah atas mereka."

Baca juga: 10 Pemimpin Kejam Sepanjang Masa di Dunia, Siapa yang Paling Mengerikan?

Kematian Raja Gustav II Adolf dan kemalangan Ratu Maria Eleonora

Pada awal November 1630, Raja Gustav II Adolf pergi ke Erfurt untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Maria Eleonora, yang telah berada di Jerman sejak musim dingin sebelumnya.

Dalam pertempuran Lützen, raja yang berusia 39 tahun tersebut tertembak dari belakang oleh musuh setelah jatuh dari kudanya.

Pada 1633, Maria Eleonora kembali ke Swedia dengan tubuh suaminya yang dibalsem. Di Nyköping, Putri Christina yang berusia 7 tahun datang dengan prosesi khidmat ke kapal untuk dipertemukan dengan ibunya.

"Saya memeluk Ratu, ibu saya, dia menenggelamkan saya dengan air matanya dan praktis membekap saya dalam pelukannya," demikian tulisan Putri Christina, yang tercatat dalam sejarah.

Selama lebih dari setahun sejak itu, Maria Eleonora membawa Putri Christina dalam pengasingan yang diselimuti duka mendalam ibunya.

Maria Eleonora hidup dengan menghindari cahaya, membuat kamar-kamar di rumah pengasingan mereka gelap hanya diterangi lilin.

Maria Eleonora membuat putrinya tidur dengannya di tempat tidur yang terdapat hati Raja Gustav II Adolf digantung di peti mati emas.

Keadaan itu membuat Putri Christina yang terlahir cacat mengalami sakit parah. Muncul bisul di payudara kirinya, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan demam tinggi hingga bisul itu pecah.

Pada musim panas 1634, prosesi pemakaman Raja Gustav II Adolf akhirnya dilakukan di Stockholm.

Selama sisa hidupnya, Maria Eleonora dengan menyedihkan menyimpan kenangan tentang suaminya. Dia akan menangis berjam-jam bahkan berhari-hari.

Ketika dewan wilayah mencoba memisahkan Putri Christina dari ibunya, Maria Eleonora menangis dan memprotes dengan sangat histeris, sehingga tidak ada yang bisa dilakukan.

Pada 1636, Maria Eleonora dibawa ke kastil Gripsholm dan secara resmi kehilangan hak asuh sebagai orang tua untuk putrinya, karena kondisi mentalnya yang benar-benar tidak stabil.

Pada Oktober 1650, Maria Eleonora dengan bangga menghadiri upacara penobatan putrinya menjadi Ratu Swedia, yang sempat tertunda.

Hanya 4 tahun menjabat, pada 1654, Ratu Christina mengundurkan diri dari jabatannya setelah ia memutuskan untuk masuk agama Katolik. Ia menyerahkan takhta kepada sepupunya, Charles Gustav.

Maria Eleonora diceritakan tidak dapat memahami tindakan putrinya dan ia memikirkan dampak keuangannya sendiri ke depan.

Namun, Christina dan Charles Gustav berjanji kepada Maria Eleonora bahwa hidupnya akan dijamin.

Maria Eleonora sedih dengan seluruh situasi saat itu, yang diungkapkannya ketika sepupunya berkunjung di kediamannya di Nyköping pada April 1654.

Maria Eleonora itu meninggal pada tahun berikutnya, saat putrinya sedang melakukan tur keliling Eropa dengan mengenakan jas pria.

Baca juga: Kisah Kematian 11 Anggota Keluarga Burari India: Buah Ritual Pemujaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com