Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Shalat di Masjidil Haram Kapasitas Penuh: Kami Merinding, Menangis

Kompas.com - 21/10/2021, 11:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

MEKKAH, KOMPAS.com - Dua warga Indonesia yang beribadah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, setelah tempat suci umat Islam ini dibuka dalam kapasitas penuh, mengatakan pengalaman mereka "luar biasa" dan membuat terharu.

Ahmad Thobibuddin dan Abdul Khair, termasuk di antara ribuan jemaah pertama di Masjidil Haram setelah protokol kesehatan dicabut. Langkah yang sama juga dilakukan di Masjid Nabawi di Madinah setelah hampir satu setengah tahun ditutup dan dibatasi karena pandemi Covid-19.

"Masuk Masjidil Haram hanya ditanya (aplikasi) Tawakalna, sudah divaksin dua kali dan (dipastikan) tak ada penyakit. Masuk gampang, pintu di halaman tak ada pemeriksaan," kata Thobibuddin, kepada BBC News Indonesia, Senin (18/10/2021).

Baca juga: Shalat Subuh Pertama Tanpa Jaga Jarak, Arab Saudi Izinkan Masjidil Haram Kapasitas Penuh

Thobibuddin mengatakan ia melakukan iktikaf saat Zuhur, Asar, dan Magrib, dan jemaah tak diminta keluar masjid. "Bebas, shalat juga rapat, tak ada jaga jarak," imbuhnya.

"Alhamdulillah, semua bergembira. Buka masker di jalan sudah bebas, kecuali di tempat yang banyak orang, masih dianjurkan pakai masker," katanya.

Ia menuturkan situasinya belum sepadat seperti sebelum pandemi Covid 19, karena negara-negara di luar Saudi, belum banyak yang masuk, termasuk dari Indonesia.

Tapi negara-negara Teluk, saya lihat jemaahnya sudah masuk, seperti dari Irak, dari Suriah, juga banyak rombongan umrah," ungkap Thobibuddin.

Untuk yang umrah, masuk dari tempat khusus yang punya catatan vaksinasi lengkap. "Tapi untuk yang shalat lima waktu, bebas," katanya.

Masjidil Haram mulai dibuka kapasitas penuh.HARAMAIN SHARIFAIN/TWITTER via BBC INDONESIA Masjidil Haram mulai dibuka kapasitas penuh.
"Masya Allah, merinding melihat orang tawaf. Kemarin shalat dari lantai dua, terlihat orang-orang tawaf seperti hari normal. Ribuan orang yang tawaf, tak ada jaga jarak. Merinding melihatnya," kata Thobiduddin.

Thobibuddin - yang bekerja dan tinggal di Jeddah - beribadah di Masjidil Haram bersama Abdul Khair.

Ustaz dan penduduk Mekah ini mengatakan merasa sangat kehilangan ketika Masjidil Haram ditutup dan dibatasi dalam satu setengah tahun terakhir.

Baca juga: Cerita WNI Wisata Vaksin ke AS: Bisa Pilih Vaksin, Tidak Perlu Booking dan Tanpa Antre

"Kami menangis, tak terbayang bagi umat Islam tak bisa masuk Masjidil Haram," tutur Khair.

"Bagai orang puasa yang menunggu berbuka, (kami) kehausan melihat Masjidil Haram."

Khair yang telah tinggal di Mekah selama lebih 30 tahun mengatakan, ia banyak dikontak oleh calon jemaah umrah serta agen perjalanan dari Indonesia, yang diperkirakan mulai diizinkan masuk pada November ini.

Ahmad Thobibuddin dan Abdul Jalil berada di dalam Masjidil Haram di Mekah pada Minggu (17/10/2021).THOBIBUDDIN via BBC INDONESIA Ahmad Thobibuddin dan Abdul Jalil berada di dalam Masjidil Haram di Mekah pada Minggu (17/10/2021).
Sejak pelonggaran protokol kesehatan, imam di Masjidil Haram di Mekah dan juga di Masjid Nabawi di Madinah meminta para jemaah untuk meluruskan saf dan merapatkan barisan sebelum salat dimulai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com