Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pembunuh Dijuluki "Vampir Haus Darah" Kabur dari Penjara Kenya

Kompas.com - 16/10/2021, 16:54 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

NAIROBI, KOMPAS.com - Seorang pria Kenya yang dijuluki sebagai "vampir haus darah" kabur dari penjara menjelang persidangannya pada Kamis (14/10/2021).

Masten Milimo Wanjala ditangkap pada 14 Juli atas tuduhan hilangnya 2 anak, tetapi kemudian dia mengaku bahwa telah membunuh 10 anak lainnya selama 5 tahun.

"Wanjala seorang diri membantai korban-korbannya dengan cara yang paling kejam, kadang-kadang dengan menghisap darah dari pembuluh darah para korban sebelum mengeksekusi mereka," kata Direktorat Investigasi Kriminal (DCI) saat itu, menggambarkannya sebagai "vampir haus darah".

Pria berusia 20 tahun itu sebenarnya dijadwalkan hadir di pengadilan pada Rabu (13/10/2021) atas pembunuhan berdarah dingin yang menargetkan anak-anak berusia 12 dan 13 tahun.

Baca juga: Pembunuhan Agnes Tirop Atlet Olimpiade Pemegang Rekor Dunia, Suaminya Ditangkap

Namun, para petugas polisi menyadari bahwa pembunuh kejam  itu telah menghilang selama apel pagi, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (14/10/2021). 

Maka, diintrogasilah 3 polisi yang bertugas di kantor polisi Nairobi, di mana pembunuh kejam itu ditahan sejak ditangkap, kata komandan polisi daerah Augustine Nthumbi.

"Mereka bersama direktur penuntutan publik," kata Nthumbi kepada AFP, seraya menambahkan bahwa pencarian Wanjala sedang berlangsung.

Sebagai gantinya, 3 petugas polisi muncul di hadapan pengadilan Nairobi pada Kamis (14/10/2021), tetapi tidak ada dakwaan yang dibacakan kepada mereka.

Jaksa telah meminta agar 3 petugas polisi tersebut ditahan selama 14 hari, untuk memberikan waktu penyelidikan atas tuduhan bahwa para polisi membantu atau "mengabaikan pencegahan" Wanjala kabur dari penjara.

Pengadilan akan memutuskan permintaan penahanan 3 polisi itu pada Jumat (15/10/2021).

Pengawas Otoritas Pengawasan Kepolisian Independen (IPOA) mengumumkan pada Kamis (14/10/2021)) bahwa mereka juga sedang menyelidiki kasus pelarian Wanjala.

Baca juga: Squid Game: Serial Netflix yang Menambahkan Pembunuhan ke Dalam Nostalgia Permainan Anak

Kasus pembunuhan kejam Wanjala

Polisi pada Juli menggambarkan penangkapan Wanjala si pembunuh berantai sebagai terobosan besar dalam penyelidikan serentetan kasus hilangnya anak di Kenya, Afrika Timur.

Para korban Wanjala dibius dan dikuras darahnya, beberapa di antaranya dicekik, kata polisi.

Menurut polisi, korban pertama Wanjala adalah seorang gadis berusia 12 tahun yang diculik 5 tahun lalu di daerah Machakos di timur Nairobi.

Pembunuhan korban berikutnya di Kenya barat memicu protes, dengan penduduk setempat membakar rumah orang yang mereka duga membunuh bocah itu.

“Tanpa sepengetahuan beberapa keluarga yang khawatir, anak-anak mereka telah lama dieksekusi oleh manusia kejam itu, dan jenazah mereka dibuang di semak-semak. Yang lain terendam di saluran pembuangan di kota dan dibiarkan membusuk,” kata DCI pada Juli.

Jenazah beberapa anak yang diduga tewas di tangan Wanjala masih belum juga ditemukan.

Wanjala tidak menyesal atas tindakannya dan telah mengatakan kepada detektif bahwa dia mendapatkan "banyak kesenangan" dari membunuh para korbannya.

Baca juga: Ini Dugaan Motif Percobaan Pembunuhan kepada Penasihat Utama Presiden Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com