Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2021, 16:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

KOMPAS.com - Bahkan jika Anda belum pernah melihat acara ini di Netflix, atau mendapati meme-meme tentangnya di internet — kemungkinan Anda sudah pernah mendengar tentang Squid Game.

Semua orang sepertinya membicarakan serial thriller dengan hiper-kekerasan yang telah menjadi hit besar sejak diluncurkan Netflix dua pekan lalu ini.

Bahkan, serial Korea ini — yang ceritanya berpusat pada permainan bertahan hidup yang brutal — sedikit lagi akan mengalahkan popularitas Bridgerton, drama romansa era Regency di Inggris, untuk menjadi serial orisinil terbesar sepanjang masa.

Baca juga: 8 Tontonan Ini Menawarkan Tema seperti Squid Game

Meskipun genre serial ini tidak baru, visualisasi yang mengejutkan, karakter yang dekat dengan penonton, dan studi akan sifat-sifat manusia yang mengganggu, diterima dengan baik oleh penonton di seluruh dunia.

Pembunuhan di taman bermain

Dalam Squid Game, sebanyak 456 orang, terlilit utang dan keputusasaan, mengikuti permainan berdarah untuk bertahan hidup.

Pemenangnya berkesempatan memenangkan 45,6 miliar won Korea (39 juta dollar AS atau Rp 558 miliar), jika berhasil menang dalam enam seri permainan.

Kejutannya? Jika kalah, mereka mati.

Permainannya sendiri cukup mudah — ini adalah permainan-permainan yang biasa dimainkan para peserta di masa kecil.

Baca juga: Ada Orang yang Kirim Uang ke Rekening di Squid Game, Jumlahnya 456 Won

Maka, kelindan mengejutkan antara permainan polos dengan kematian yang penuh kekerasan lah yang membuat para penonton tak bisa beranjak.

"Orang-orang tertarik dengan ironi bahwa orang dewasa yang putus asa mau mempertaruhkan hidup mereka demi memenangkan permainan anak kecil," kata sutradara Squid Game, Hwang Dong-hyuk dalam sebuah wawancara.

"Permainannya mudah dan gampang, sehingga para penonton bisa lebih fokus ke setiap karakter ketimbang aturan permainannya yang kompleks."

Juga ada elemen nostalgia di sini.

Misalnya, tantangan sarang lebah Dalgona yang ditampilkan dalam episode tiga, adalah permainan yang banyak dimainkan oleh orang Korea pada saat mereka kecil.

Dalam tantangan ini, peserta harus memotong dengan hati-hati lembaran sarang lebah setipis kertas menggunakan jarum. Jika lembar permen itu pecah, maka dia kalah.

Seorang warga Korea mengunggah cuitan: "Squid Game membuat saya ingin makan [permen] Dalgona lagi. Sudah 20 tahun saya tidak makan… Apakah permen itu masih dijual? Saya rasa saya tidak bisa menemukannya."

Baca juga: Netflix Digugat ISP Korsel Gara-gara Squid Game

Karakter seperti Anda dan saya

Para pengamat juga mengatakan kesuksesan acara ini berkat karakter-karakternya, yang banyak di antaranya dimarjinalkan oleh masyarakat.

Meskipun semuanya memiliki permasalahan sama, yakni terlilit utang, mereka semua berasal dari seluruh lapisan masyarakat.

Sang pemeran utama, misalnya, adalah seorang pria pengangguran dengan masalah judi yang berusaha mendapatkan rasa hormat dari keluarganya.

Melalui permainan ini, dia bertemu dengan seorang pembelot muda Korea Utara dengan latar belakang tragis, dan seorang buruh asal Pakistan yang dianiaya oleh majikannya.

Kim Pyeong-gang, seorang profesor kebudayaan global di Universitas Sangmyung berkata kepada BBC: "Orang-orang, terutama generasi muda, yang terbiasa mengalami keterasingan dan kebencian di kehidupan nyata, sepertinya mampu bersimpati pada karakter-karakter ini."

Baca juga: Squid Game Trending 1 di 83 Negara, Kenapa Serial Ini Sangat Populer?

Sama seperti tetangga-tetangganya di Asia Timur, budaya hiper-kompetitif di masyarakat Korea Selatan telah membuat banyak orang merasa kecewa.

Meskipun telah bekerja keras, tidak mungkin semua orang bisa masuk universitas terbaik atau mendapatkan pekerjaan yang layak.

Permainan dalam Squid Game, betapapun mematikan, memberikan dunia alternatif yang berdasarkan keadilan.

Seperti kata seorang pemandu permainan dalam seri ini: "Semua peserta permainan ini setara.

"Kami memberikan kesempatan bagi orang-orang yang menerima perlakuan tak setara dan diskriminasi di dunia luar peluang terakhir untuk memenangkan kompetisi secara adil."

Baca juga: 3 Referensi Kostum Halloween Bertema Squid Game

Lampu merah, lampu hijau

Media-media barat membandingkan Squid Game dengan Parasite, film Korea yang memenangkan Oscar pada 2019, yang juga menyuguhkan ketimpangan kekayaan dan ketidakadilan dalam masyarakat.

Namun di Asia timur, para penonton justru mengatakan serial ini mirip dengan sebuah film Jepang yang rilis pada 2014, As The Gods Will.

Karakter pada film ini adalah anak-anak sekolah menengah, namun garis ceritanya cukup mirip. Beberapa orang bahkan menuduh Squid Game plagiat.

Contohnya, As The Gods Will juga menghadirkan permainan anak-anak tradisional "Lampu Merah, Lampu Hijau".

Dalam salah satu adegan Squid Game yang paling terkenal, seorang gadis robot raksasa menggunakan mata lasernya untuk menemukan pemain yang kalah. Mereka kemudian dibunuh.

Baca juga: Selain Squid Game, Ini 5 Serial Bertema Survival yang Tak Kalah Seru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com