Khalida Popal, mantan kapten nasional Afghanistan yang berbasis di Denmark dan sekarang manajer tim nasional, mengatakan kepada AFP pada Agustus bahwa ada "sekitar 3.000 hingga 4.000 putri dan anak perempuan yang terdaftar di federasi sepak bola di berbagai tingkatan."
Tapi semuanya hilang dalam semalam ketika Kabul jatuh ke tangan Taliban.
Ramzi dan rekan satu timnya serta keluarganya meninggalkan Afghanistan dengan sedikit barang pribadi. Untungnya kekurangan perlengkapan mereka telah diatasi oleh sang kapten, Farkhunda Muhtaj.
Pemain berusia 23 tahun itu melakukan perjalanan dari Kanada dengan membawa barang-barang penting dan mengirimkannya pada malam sesi pelatihan mereka pada Kamis (30/9/2021).
Muhtaj bertekad akan tetap menempatkan perempuan Afghanistan melalui impiannya dan mempersiapkan tim sepak bola putri Afghanistan untuk pertandingan persahabatan mereka dengan tim putri Benfica pada Sabtu (2/10/2021).
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Muhtaj kepada AFP.
Dia akan meninggalkan Portugal dan kembali ke Kanada, tetapi berharap tim dapat terus berlatih secara teratur. Tentu saja Ramzi berharap mimpinya bertemu Ronaldo akan terpenuhi.
Baca juga: Percakapan Terakhir Pesepak Bola Muda Afghanistan Sebelum Jatuh dari C-17: Doakan Saya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.