Keputusan pengadilan yang tidak mengusut kasus ini juga memicu protes serta kampanye online dengan tagar #XustizaMaruxaina (Keadilan Maruxaina).
Kasus ini pun memasuki arena politik yang diutarakan oleh Menteri Kesetaraan Irene Montero.
Hak-hak gender menjadi subyek perdebatan sengit antara aliran kiri dan kanan di Spanyol dalam beberapa tahun terakhir, dan ini bukan pertama kalinya keputusan pengadilan mendapat reaksi keras dari kelompok-kelompok perempuan.
Pada tahun 2018, pengadilan di Pamplona memicu protes massal karena menganggap serangan terhadap seorang wanita muda oleh lima pria, yang dijuluki La Manada (the Wolfpack), dinyatakan pelecehan seksual daripada pemerkosaan.
Mahkamah Agung akhirnya membatalkan putusan tersebut, menyatakan para pelakubersalah atas pemerkosaan, dan menambah hukuman penjara dari sembilan menjadi 15 tahun.
Para perempuan korban kasus A Maruxaina kini mengajukan banding lagi, kali ini ke pengadilan provinsi di Lugo, dengan harapan kasus tersebut dapat diusut.
Baca juga: Naik Pangkat, Adik Perempuan Kim Jong Un Tempati Pos Teratas di Pemerintahan Korea Utara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.