Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Kamboja Datangi Rapat Zoom Lawan Politiknya dan Beri Ancaman

Kompas.com - 19/09/2021, 14:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengaku mendatangi rapat Zoom yang digelar lawan politiknya, dan memberikan ancaman.

Pada Jumat (17/9/2021), Hun mengaku dia tiba-tiba masuk ke dalam pertemuan yang digelar mantan politisi Partai Penyelamat Nasional awal September.

Long Ry, mantan politisi oposisi, mengaku PM Kamboja sejak 1985 itu bisa masuk karena ada timnya yang membagi akun dan kata sandi kepada terduga mata-mata.

Baca juga: Ada yang Berhubungan Seks saat Rapat Zoom, Peserta Konferensi Guru Berteriak

Radio Free Asia memberitakan, Long mengatakan pada dasarnya dia senang mengundang Hun Sen dan membahas isu nasional.

"Tetapi secara moral, kami jelas tidak senang jika ada orang yang ingin mengintip urusan internal kami," paparnya.

Long berujar politik seharusnya mengedepankan kejujuran dan keterbukaan. "Jangan seenaknya masuk ke dalam acara orang lain," keluhnya.

Adapun Partai Penyelamat Nasional Kamboja dibubarkan oleh pengadilan pada 2017, jelang pemilu yang dihelat 2018.

Pengadilan negara sering menjalankan tugas pemerintah, yakni melenyapkan calon lawan politik jelang pemilihan umum.

Video yang bersirkulasi di media sosial menunjukkan Hun Sen berbicara selama 12 menit dengan Long di Zoom.

Baca juga: Lupa Matikan Zoom, Guru Ini Terekam Raba Payudara Istri

Dilansir Newsweek, PM berusia 69 tahun tersebut mengeluhkan ada anggota oposisi yang menghinanya secara pribadi.

Padahal sebagaimana diklaim oleh Hun, dia mencoba menawarkan "dialog kebudayaan" dengan para lawan politiknya.

Sok Eysan, juru bicara partai Hun awalnya membantah video tersebut, dan menyatakan tayangannya sengaja dibuat-buat.

Tetapi dalam pidato yang disiarkan televisi, dia mengakui sudah menyusup ke pertemuan virtual lawannya tanpa menunjukkan wajahnya.

Baca juga: Bagikan Data Pengguna ke China, Mantan Karyawan Zoom Dicari FBI

Dalam tulisan di Facebook, Hun menyatakan dia belum melakukan negosiasi. Tetapi mengancam lawan politiknya agar tidak berusah membangkangnya.

Hun menguasai Kamboja selama lebih dari 30 tahun, menjadikannya salah satu pemimpin aktif terlama di dunia.

Dia mengaku tidak berinisiatif mengundurkan diri, meski pemerintah Barat dan aktivis menudingnya melakukan pelanggaran HAM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com