Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seniman dari Pengungsi Afghanistan yang Terjebak di Indonesia

Kompas.com - 10/09/2021, 06:49 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Sumber ABC

Namun, karena kurangnya hak-hak dasar dan kekhawatiran tentang keluarganya di Afghanistan, banyak pengungsi kini terus terkatung-katung di Indonesia.

"Mereka (UNHCR) menyampaikan, bila merasa aman Anda bisa kembali ke Afghanistan," ujar Ali.

"Kapan kami bisa punya rumah? Sekecil apapun. Sehingga, kami tidak usah takut besok kami akan diusir dari sini," ujarnya.

Baca juga: China Janjikan Bantuan Rp 441,6 Miliar untuk Afghanistan di Bawah Pemerintahan Taliban

Seniman Australia menggalang dukungan

Pada Agustus, ratusan pengungsi yang sebagian besar orang Afghanistan berdemo di depan kantor UNHCR di Jakarta.

Mereka menuntut soal dimukimkan di negara ketiga.

"Setiap hal yang kita anggap biasa, seperti menunjukkan kartu identitas atau diizinkan masuk ke suatu tempat, itu seratus kali lebih sulit bagi pengungsi di Indonesia," kata Trish Cameron, seorang pengacara Australia.

Farahnaz Salehi mengatakan banyak pengungsi di Indonesia "telah menunggu begitu lama", dan banyak warga Afghanistan yang mengalami gangguan mental parah dan bunuh diri.

"Kami ini mengungsi semata-mata karena kami tidak aman," ujarnya.

"Hidup kami dalam bahaya dan akhirnya menjadi pengungsi. Kami menikmatinya? Pasti tidak," kata Farahnaz.

Menurut UNHCR, tidak kurang dari setengah juta warga Afghanistan telah mengungsi di tahun 2021 saja.

Meski sebelumnya Australia telah memulangkan pencari suaka Afghanistan, Menteri Imigrasi Alex Hawke bulan ini menjamin tidak ada orang Afghanistan yang akan dideportasi "bila situasi keamanan di sana tetap mengerikan".

Pemerintah mengalokasikan 3.000 dari 13.750 kuota pengungsi di Australia untuk 2021 kepada warga asal Afghanistan.

"Kami sangat mendorong warga Afghanistan yang berisiko untuk mengambil opsi ini," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri kepada ABC.

"Prioritas akan diberikan kepada kelompok minoritas yang dianiaya, perempuan, anak-anak dan mereka yang memiliki hubungan dengan Australia," katanya.

Pernyataan bersama dari komunitas seniman Australia meminta Pemerintah Federal Australia berbuat lebih banyak untuk melindungi seniman, penulis, dan cendekiawan Afghanistan.

"Kelompok minoritas kembali menghadapi risiko ekstrem dalam lingkungan yang semakin tidak stabil," kata pernyataan itu.

"Generasi seniman dan kelompok kreatif Afghanistan telah bangkit dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Australia untuk memastikan kehidupan mereka dilindungi," tambahnya.

Baca juga: AS Akui Masih Ada Beberapa Pesawat Evakuasi Ditahan di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com