Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Rusia dan China Ramai-ramai Ejek Pemulangan Pasukan AS dari Afghanistan

Kompas.com - 31/08/2021, 22:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

MOSKWA, KOMPAS.com - Sejumlah media Rusia dan China ramai-ramai mengejek momen ketika pasukan AS ditarik dari Afghanistan.

Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Sentral (CENTCOM) mengumumkan bahwa "perang mereka selama 20 tahun terakhir sudah berakhir".

Harian Rossiyskaya Gazeta mengulas "kekalahan Amerika sangatlah memalukan bagi Washington dan terlihat jelas oleh dunia".

Baca juga: Pasukan AS Pergi, Taliban Serukan Kemenangan: Afghanistan Kuburan Negara Adidaya

Kantor berita China News Agency dalam editorialnya memberitakan bagaimana Afghanistan sudah hancur dan menjadi bencana kemanusiaan yang mengejutkan.

"Tanah ini kini penuh dengan peluru artileri, mesiu, kemiskinan, kelaparan, kematian, dan perselisihan," ulas China News Agency.

Pemimpin Redaksi Global Times Hu Xijin tidak kalah keras dalam menyindir penarikan pasukan AS di Twitternya.

Hu menulis, perang Afghanistan yang terjadi sejak 2001 harus diingat sebagai pelajaran yang memalukan dari AS.

"AS tidak sekuat yang warganya kira. Mereka tidak mampu mengubah dunia. Mereka harus belajar rendah diri dan tidak arogan bahwa mereka adalah mercusuar demokrasi dunia," sindirnya.

Dilansir BBC Selasa (31/8/2021), Global Times menuding militer AS menyembunyikan kebenaran mengenai serangan drone dan penembakan.

Baca juga: Penarikan Akhir Pasukan AS menjadi Momen Bersejarah bagi Taliban

Seperti dilaporkan koresponden media Rusia Rossiya 1 TV, marinir AS disebut panik dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan.

Insiden tersebut terjadi setelah bom bunuh diri mengguncang kawasan bandara ibu kota Kabul pad Kamis (26/8/2021).

Saat itu, 13 tentara AS, tiga warga Inggris, dan ratusan warga Afghanistan tewas, dengan ISIS-K mengeklaim pelakunya.

Presiden Joe Biden dalam konferensi pers menyatakan, dia berjanji akan memburu kelompok teroris tersebut.

Tak berselang lama, drone AS melakukan serangan udara dan menggempur dua target yang disinyalir milik ISIS-K.

Baca juga: Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan Selesai Sehari Jelang Deadline

Hanya saja, serangan terakhir di dekat bandara Kabul dilaporkan juga meledakkan permukiman dan menewaskan 10 orang termasuk anak-anak.

"Dua 'pembunuhan tak disengaja' itu bisa dikatakan sebagai epitom dari sebagian besar operasi militer AS," ulas Global Times.

Tidak hanya dari dua negara rival tersebut, keputusan Washington memulangkan tentaranya juga jadi sorotan di negara sendiri.

Politico menulis setelah misi selesai, kini Gedung Putih harus bersiap menghadapi reaksi publik negaranya.

"Pemerintahan Biden harus bekerja keras menangkal kecaman pejabat lokal dan negara bagian terkait rencana suaka warga Afghanistan," ulas Politico.

Baca juga: Afghanistan Hari Ini: Penarikan Pasukan AS Selesai, Pesawat Terakhir Terbang dari Kabul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com