Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Akui Risiko Kehilangan Nyawa di Bandara Kabul, Gambaran Kacaunya Proses Evakuasi

Kompas.com - 21/08/2021, 13:08 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui evakuasi massal dari Afghanistan "bukan tanpa risiko kerugian".

Berbicara di Gedung Putih, Biden mengatakan AS telah menyelamatkan 13.000 orang hingga saat ini dalam "salah satu pengangkutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah".

Baca juga: FOTO: Tentara AS Gendong Bayi dan Bantu Anak-anak Saat Evakuasi dari Afghanistan

"Jangan salah, misi evakuasi ini berbahaya. Ini melibatkan risiko bagi angkatan bersenjata kami dan itu dilakukan dalam keadaan sulit," kata Biden.

"Saya tidak bisa menjanjikan apa hasil akhirnya atau tanpa risiko kerugian. Tetapi sebagai panglima tertinggi, saya dapat meyakinkan Anda bahwa saya akan mengerahkan setiap sumber daya yang diperlukan," tambahnya melansir BBC pada Sabtu (14/8/2021).

Pernyataan Biden bahwa warga AS tidak dihalangi oleh Taliban, ditentang oleh menteri pertahanannya sendiri.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan kepada anggota parlemen dalam sebuah pengarahan pada Jumat (13/8/2021), bahwa orang AS yang berusaha meninggalkan Afghanistan telah dipukuli oleh pejuang Taliban, menurut laporan Politico.

Baca juga: Afghanistan Sekarang: Tidak Ada yang Percaya Apa Pun yang Keluar dari Mulut Taliban

Di balik tembok Bandara Kabul

Biden mengakui pemandangan di Kabul dalam beberapa hari terakhir "memilukan".

Gambar dari ibukota Afghanistan menunjukkan gerombolan orang mati-matian berusaha melarikan diri ketika Taliban memperketat cengkeramannya di negara itu.

Puluhan ribu orang masih menunggu untuk dievakuasi menjelang batas waktu 31 Agustus untuk penarikan AS.

Awal pekan ini Biden mengatakan akan mempertimbangkan menahan pasukan AS di Afghanistan melampaui tanggal tersebut, untuk memastikan evakuasi semua warga AS.

Ditanya oleh wartawan pada Jumat (20/8/2021) apakah AS akan mempertimbangkan memperluas perimeter keamanannya di luar bandara, Biden mengatakan langkah seperti itu mungkin akan menyebabkan "konsekuensi yang tidak diinginkan".

Dia tidak menentukan apa itu.

Baca juga: Video Viral Tentara AS Angkat Bayi Lewati Kawat Berduri Saat Bandara Afghanistan Kacau

Meskipun evakuasi meningkat dari Kabul, Bandara Internasional Hamid Karzai tetap menjadi tempat kekerasan dan kekacauan, menurut saksi dan warga dalam berbagai upaya penyelamatan pada Jumat (20/8/2021) melansir USA Today.

Panik dan sering kelaparan dan dehidrasi, baik orang Amerika dan Afghanistan sama-sama merasa sulit melewati pos pemeriksaan Taliban yang menuju dan keluar dari bandara, menurut beberapa pejabat AS yang membantu dalam upaya penyelamatan.

"Dari apa yang saya lihat sekarang, tampaknya semakin buruk," kata salah satu staf Senator Tom Cotton pada Jumat (20/8/2021) tentang situasi yang berubah dengan cepat di lapangan.

USA Today melaporkan gambar yang disiarkan secara luas menunjukkan pejuang Taliban menggunakan tembakan, cambuk, dan tongkat untuk mempertahankan kendali atas ribuan orang, kebanyakan orang Afghanistan, yang berkumpul di bandara.

Orang Amerika dan Afghanistan yang berhasil melewati pos pemeriksaan Taliban kemudian entah bagaimana harus menerobos kerumunan lainnya yang penuh sesak itu dengan putus asa.

Mereka masih harus berusaha melewati segelintir gerbang bandara yang dikendalikan militer AS ke tempat yang relatif aman.

Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS, pasukan koalisi Inggris dan Turki, bersama dengan Marinir AS, membantu seorang anak selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021.US MARINE CORPS/VICTOR MANCILLA via AP Dalam gambar yang disediakan oleh Korps Marinir AS, pasukan koalisi Inggris dan Turki, bersama dengan Marinir AS, membantu seorang anak selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Jumat, 20 Agustus 2021.

Baca juga: Profil Pasukan Elite Afghanistan: Dulu Tak Terkalahkan Lawan Taliban, Sekarang Bagaimana?

Hambatan beton mengelilingi bandara, ketika ribuan orang Amerika, sekutu Afghanistan, dan warga negara asing lainnya mencoba melewati kerumunan dan pos pemeriksaan Taliban selama berjam-jam.

Orang-orang memohon kepada pasukan keamanan Afghanistan untuk memeriksa dokumen perjalanan mereka dan mengizinkan mereka lewat; seringkali, permohonan itu gagal.

Video menunjukkan tembakan di luar bandara, injak-injak di gerbang dan bahkan warga Afghanistan yang putus asa berusaha menyelamatkan anak-anak mereka dengan cara apa pun yang diperlukan, termasuk melempar atau menyerahkan beberapa pagar kawat berduri.

USA Today melaporkan, sebuah video dari adegan tegang dan kacau di luar bandara Kabul pada Kamis (19/8/2021) menunjukkan pasukan Afghanistan menembakkan senjata ke udara di sekitar kerumunan yang penuh sesak.

Beberapa gambar menunjukkan militan Taliban menurunkan senapan mereka setinggi bahu, hingga membuat orang-orang yang ketakutan membubarkan diri.

Video mengerikan lainnya, yang ditinjau oleh USA TODAY, menimbulkan kekhawatiran tentang kekuatan kekerasan yang dikerahkan terhadap ribuan warga sipil yang berbondong-bondong ke bandara di ibukota Afghanistan, dalam upaya putus asa untuk melarikan diri dari pengambilalihan Taliban.

Tidak jelas apakah ada yang terluka atau tewas pada saat video itu diambil.

Semantara video dari ABC News pada Selasa (17/8/2021) memperlihatkan suasana malam di luar tembok beton, dengan bunyi letupan beberapa kali membubarkan kerumunan orang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ABC News (@abcnews)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com