Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Malam, Warga Afghanistan Minta "Doakan Kami" Saat Taliban Tunjukkan Kekuasaan

Kompas.com - 15/08/2021, 15:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

KABUL, KOMPAS.com - Setiap malam warga Afghanistan wanita maupun pria ketakutan dan mengirimkan pesan kepada kenalan mereka untuk meminta doa bantuan.

"Doakan kami," salah satu permintaan mereka, seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (14/8/2021).

"Situasinya kritis, kami sangat khawatir," demikian pesan yang lainnya.

Baca juga: 23 Ibu Kota Provinsi Telah Direbut, Taliban Makin Dekat untuk Kuasai Afghanistan

Kabul adalah ibu kota negara Afghanistan, pusat kantor pemerintahan dan kedutaan, yang saat ini terguncang dan tidak percaya dengan situasi terkini.

Dalam sepekan terakhir, Taliban telah menyapu hampir seluruh wilayah negara dan menguasai 23 dari 34 ibu kota provinsi, mengutip dari BBC pada Minggu (15/8/2021).

Kandahar dan Herat adalah dua di antara ibu kota provinsi yang berhasil direbut oleh Taliban yang memberikan pengaruh kekuasaan secara signifikan.

Terakhir pada Minggu (15/8/2021), Taliban berhasil merebut Jalalabad yang menjamin mereka dapat mengakses jalan penghubung ke Pakistan.

Baca juga: Biden Kembali Tempatkan 5.000 Tentara di Afghanistan, Salahkan Trump atas Kebangkitan Taliban

Yalda Hakim jurnalis asal Australia yang berkerja untuk BBC dan sudah lebih dari satu dekade meliput di Afghanistan, mengatakan bahwa banyak pesan kekhawatiran dan putus asa yang ia terima dari warga setempat.

"Saya ingin meminta Anda untuk membantu saya keluar dari sini...Saya telah memproduksi acara yang membela hak-hak perempuan, militer nasional Afghanistan dan kemajuan Afghanistan. Saya tidak tahu apakah saya akan tetap hidup atau mati di sini," pesan salah satu dari mereka.

Mereka yang mengirimkan pesan dari berbagai kalangan profesi yang telah menjadid teman baiknya, wartawan, hakim perempuan, anggota parlemen perempuan, aktivis HAM, dan mahasiswa.

"Mereka semua mengatakan hal yang sama," kata Hakim.

Baca juga: Kota Jalalabad Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban Tanpa Perlawanan

"Selama 20 tahun Barat telah menginspirasi, membiayai, dan melindungi generasi baru Afghanistan ini. Mereka telah tumbuh dengan kebebasan dan kesempatan yang mereka rangkul sepenuhnya," ungkapnya.

"Sekarang, mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka merasa benar-benar ditinggalkan oleh dunia demokrasi yang mereka pikir adalah bagian darinya," terangnya.

Di situasi yang semakin menguntungkan Taliban, banyak negara yang segera memulai evakuasi di Kabul untuk membawa pergi warga negara mereka dari sana.

Dalam perjalanan terakhir Hakim ke Kabul, ia bertemu dengan komandan garis depan dan prajurit Taliban.

Baca juga: Taliban Makin Berkuasa, Negara-negara Ini Evakuasi Warganya dari Afghanistan

Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka bertekad untuk menerapkan kembali versi hukum versi ekstrem mereka, meliputi rajam untuk perzinahan, amputasi anggota badan untuk pencurian, dan mencegah anak perempuan pergi ke sekolah di atas usia 12 tahun.

Ini bukanlah Afghanistan dan Kabul yang diketahui atau diinginkan oleh para wanita muda ini. Namun, ketika Taliban bersiap untuk berbaris menuju ibu kota, sepertinya tidak ada tempat untuk lari atau bersembunyi.

"Sebagai perempuan muda terpelajar dan aktivis sosial, saya sungguh takut situasi semakin buruk setiap detik. Saya dan keluarga saya takut hidup kami diambil oleh Taliban. Masalahnya adalah semua orang sadar bahwa saya seorang mahasiswa," ungkap salah satu mahasiswa Afghansitan.

Baca juga: Trump Anggap Biden Tak Becus karena Taliban Makin Kuasai Afghanistan

"Kami mengubur semua dokumen kami dan tanda-tanda lainnya untuk menyembunyikan identitas kami dari Taliban. Jelas tindakan pencegahan ini tidak akan membantu kami untuk waktu yang lama," lanjutnya.

"Sekarang, saya dan keluarga saya memutuskan untuk membuat tempat bawah tanah untuk berlindung dari peluru dan rudal yang mungkin datang...Tindakan keamanan ini mungkin membuat kami tetap hidup, setidaknya sampai Taliban memulai penyelidikan dari rumah ke rumah," terang mahasiswa itu.

"Ada rumor yang beredar bahwa Taliban akan mengambil alih dan mereka akan membunuh semua orang yang berafiliasi dengan pemerintah (Afghanistan) dan AS. Kami sangat takut," kata seseorang kepada Hakim.

"Satu-satunya tanggapan dari Amerika dan sekutu Barat mereka terhadap permintaan bantuan ini, untuk saat ini, adalah diam," pungkas Hakim.

Baca juga: Presiden Afghanistan Gelar Pertemuan Darurat dengan Para Pemimpin Lokal dan Mitra Internasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com