Klub Malam di Berlin Ambil Bagian dalam Proyek Percontohan Keampuhan Tes Covid-19

BERLIN, KOMPAS.com - Sekitar 2.000 penduduk di Berlin, Jerman, disambut di beberapa klub malam selama akhir pekan.

Ini sebagai bagian dari proyek percontohan Covid-19.

Dilansir Reuters, proyek yang dijuluki "Clubculture Reboot" ini bertujuan untuk melihat apakah pengujian Covid-19 dapat memungkinkan tempat hiburan malam tetap buka.

Pejabat dan ilmuwan yang terlibat dalam proyek tersebut dikirim dari rumah sakit Charité dan Kementerian Kebudayaan Berlin.

Baca juga: Unjuk Rasa Pecah di Berlin Tolak Pembatasan Covid-19, 600 Orang Ditahan

Mereka berharap penelitian ini akan memandu kota tentang cara menghindari lonjakan kasus baru.

Kalau memungkingkan, penelitian juga dilakukan sembari membuka kembali tempat-tempat tersebut dengan aman.

Selama akhir pekan, para clubber Berlin harus menunjukkan di enam tempat yang berpartisipasi dalam penelitian, bahwa mereka telah mengembalikan tes PCR Covid-19 negatif.

Tes ini disebut pejabat kesehatan sebagai cara yang dapat diandalkan.

Jika peserta menerima tes PCR lanjutan sehari sebelum akhir pekan, mereka juga akan menerima sejumlah uang sebagai bonus tambahan.

Baca juga: Mengenal KTV, Klaster Baru Covid-19 Singapura yang disebut Karaoke Plus-plus

Kasus Covid-19 di Jerman relatif terkendali pada bulan Juli dan awal Agustus ini.

Negara tersebut melaporkan 3.448 kasus yang dikonfirmasi pada Jumat (6/7/2021), menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Meskipun negara itu telah melihat sedikit peningkatan kasus baru sejak akhir Juli, kematian tetap dalam dua digit yang rendah.

Sekitar 55 persen populasi Jerman telah divaksinasi penuh, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Baca juga: Ratusan Wanita dan Pria Telanjang Dada Turun di Jalanan Berlin Serukan Kesetaraan

Kekhawatiran tentang bagaimana membuka kembali, atau tetap membuka fasilitas publik dan bisnis dengan aman di tengah lonjakan kasus baru, memang terus meningkat.

Ini seiring dengan penyebaran varian delta dan lainnya menjadi perhatian para pejabat kesehatan di sejumlah negara, termasuk Jerman.