Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Diaspora Indonesia di Australia Bantu Tanah Air di Tengah Pandemi

Kompas.com - 31/07/2021, 13:47 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

MELBOURNE, KOMPAS.com - Santi Nigro, warga Indonesia yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Melbourne, Australia, saat ini sedang menggalang dana untuk membantu pengadaan oksigen di Indonesia.

Sebulan lalu, Palang Merah Internasional telah memperingatkan jika Indonesia akan berada di "jurang bencana" karena sistem kesehatan yang kewalahan dan kurangnya pasokan oksigen.

"Selalu ada berita sedih setiap harinya di jejaring sosial dari teman SMA, kuliah, SD ... keluarga saya cerita kalau orang yang mereka kenal meninggal dunia," kata Santi.

Baca juga: Pakar AS Sebut Varian Delta Penyebab Lonjakan Covid-19 di Seluruh Dunia

"Ada banyak kematian karena Covid-19. Saya mencoba untuk melakukan sesuatu," tutur Santi.

"Saya berharap bisa lebih meningkatkan kepedulian dari orang-orang Australia untuk melihat apa yang terjadi di Indonesia dan bisa lebih banyak membantu mereka," ujar Santi

Indonesia sudah menggeser India sebagai pusat Covid-19 di Asia saat ini, sebagai salah satu negara dengan angka penularan dan kematian harian tertinggi di dunia.

Banyak rumah sakit yang kapasitasnya sudah penuh dan warga berusaha membeli atau meminjam oksigen untuk bisa menyelamatkan orang-orang yang mereka cintai.

Baca juga: CDC AS: Varian Covid-19 Delta Sama Menularnya seperti Cacar Air

"Ini seperti bom waktu, bisa terjadi pada siapa pun," kata Santi.

Dengan mengandalkan akun Instagram miliknya dan penggalangan dana online, Santi sudah menggumpulkan lebih dari 13.000 dollar Australia, atau hampir Rp 140 juta dari hampir 200 donor dari penjuru dunia.

Santi mengatakan, uang yang dikumpulkannya akan digunakan untuk membeli dan menyalurkan tabung oksigen medis bersama gerakan Oksigen Untuk Warga di Indonesia.

Pekan lalu, saat Melbourne sedang lockdown, Santi telah menyelesaikan half marathon yang dilakukannnya sendirian, sebagai bagian dari keikutsertaannya dalam kegiatan Run Melbourne.

Baca juga: Bangladesh Dilanda Lonjakan Kasus Demam Berdarah di Tengah Krisis Covid-19

Ajakan agar Australia lebih banyak membantu Indonesia

Santi berujar, ia dan banyak warga Indonesia di Australia lainnya seringkali merasa tidak bisa berbuat apa-apa dan sangat sedih karena mereka tak bisa pulang ke Indonesia, akibat perbatasan Australia yang masih ditutup.

Menurut data Pemerintah Australia, ada hampir 90 ribu warga kelahiran Indonesia yang tinggal di Australia.

Banyak diantara mereka merasa terpukul melihat Indonesia menghadapi Covid-19.

"Jika sesuatu terjadi pada keluarga saya dan saya tidak bisa pulang, itu akan membuat sangat sedih," kata Santi sambil mencoba menahan air matanya.

Baca juga: Covid-19 di China: Penularan di Nanjing Paling Luas Setelah Wuhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com