WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat pada Jumat (30/7/2021) menyita kapal tanker minyak milik Singapura, yang mengirim minyak ilegal ke Korea Utara, kata Kementerian Kehakiman.
Hakim federal New York mengeluarkan keputusan perampasan yang memberi wewenang kepada AS, untuk mengambil alih kepemilikan kapal tanker M/T Courageous yang saat ini berada di Kamboja.
Kapal berkapasitas 2.734 ton itu dibeli oleh warga negara Singapura Kwek Kee Seng yang masih buron, menurut pernyataan Kementeriam Kehakiman AS.
Baca juga: Kapal Tanker Tabrak Kapal Kargo di Jepang, 3 Awak Kapal Masih Hilang
"Kwek dan rekan konspiratornya terlibat dalam skema ekstensif untuk menghindari sanksi AS dan PBB dengan menggunakan kapal di bawah kendali mereka untuk secara diam-diam mengangkut bahan bakar ke Korea Utara," kata kementerian dikutip dari AFP.
Dari Agustus hingga Desember 2019, Courageous secara ilegal tidak mengirimkan informasi lokasinya.
Citra satelit menunjukkan bahwa selama waktu itu, kapal tanker tersebut terlibat dalam pengiriman minyak dari kapal ke kapal senilai lebih dari 1,5 juta dollar AS (Rp 21,65 miliar) ke kapal Korea Utara.
Kementerian menuduh Kwek mencoba menggunakan perusahaan minyak sebagai kedok, berbohong kepada otoritas pelayaran internasional, dan sengaja tidak mengidentifikasi Courageous untuk menghindari deteksi.
Kwek lalu didakwa dengan konspirasi menghindari sanksi ekonomi terhadap Korea Utara dan konspirasi pencucian uang.
Baca juga: 3 Bulan Ditahan Iran, Kapal Tanker Korea Selatan Akhirnya Dibebaskan
Pihak berwenang Kamboja menyita kapal tanker itu pada Maret 2020 berdasarkan surat perintah AS dan menahannya di sana.
Kantor kejaksaan AS untuk distrik selatan New York mengajukan gugatan perdata terhadap kapal tanker itu pada 23 April.
Hubungan antara Washington dan Pyongyang sedang memanas.
Menteri Luar Negeri Korea Utara pada Juni menolak pembicaraan dengan Amerika Serikat, dengan mengatakan dialog semacam itu "Tidak akan membawa kita ke mana-mana."
Negosiasi antara kedua negara sudah lama terhenti untuk membahas sanksi internasional, dan apa yang harus diserahkan Korea Utara sebagai imbalan atas pencabutannya.
Baca juga: Israel: Pencemaran Terburuk di Laut Mediterania Bukan karena Kapal Tanker Yunani
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.