Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Jadi Episentrum Baru Pandemi Covid-19, Bagaimana Strategi Penanganannya?

Kompas.com - 18/07/2021, 13:13 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang tidur di lorong, tenda dan mobil, terengah-engah menunggu tempat tidur di rumah sakit yang penuh sesak, yang mungkin tidak memiliki oksigen untuk mereka.

Yang lain melihat rumah sakit sudah tidak ada harapan, bahkan berbahaya, dan mengambil kesempatan mereka di rumah.

Kegentingan inilah yang digambarkan media AS The New York Times, tentang betapa seriusnya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Baca juga: 10 Negara dengan Vaksinasi Covid-19 Terbanyak, Indonesia Posisi Berapa?

Dikutip NY Times, Indonesia telah menjadi episentrum baru pandemi, melampaui India dan Brasil.

Indonesia pun menjadi negara dengan jumlah infeksi baru tertinggi di dunia.

Lonjakan ini merupakan bagian dari gelombang kasus di seluruh Asia Tenggara, yang punya tingkat vaksinasi rendah.

Di Indonesia, kasus dan kematian meroket dalam sebulan terakhir karena varian Delta yang sangat menular, menyapu pulau Jawa yang padat penduduk, serta Bali.

Di beberapa daerah, virus corona telah mendorong sistem medis melewati batasnya, meskipun rumah sakit mengambil langkah darurat untuk menambah kapasitas.

Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi misalnya. Beberapa pasien Covid-19 yang menunggu berhari-hari untuk berobat, telah mendirikan tenda besar di pekarangannya, dengan tempat tidur hingga 150 orang.

Di dekat Jakarta, antrean panjang orang menunggu berjam-jam di luar apotik kecil, berharap untuk mengisi tangki portabel mereka dengan oksigen.

Baca juga: Warga Madiun Lebih Percaya Hoaks hingga Kendor Prokes, Kasus Positif Covid-19 Pun Meningkat

Pada Kamis (16/7/2021), pihak berwenang Indonesia melaporkan hampir 57.000 kasus baru, yang jadi total harian tertinggi, tujuh kali lipat dari bulan sebelumnya.

Pada Jumat (17/7/2021), Indonesia melaporkan rekor 1.205 kematian, menjadikan jumlah resmi negara itu dari pandemi menjadi lebih dari 71.000.

Tetapi beberapa pakar kesehatan mengatakan angka-angka itu sangat mengecilkan penyebaran di Indonesia, negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, karena pengujiannya terbatas.

Dicky Budiman, ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University di Australia, berbicara pada NY Times bahwa jumlah kasus sebenarnya bisa tiga hingga enam kali lebih tinggi.

Dalam penanganannya, sejauh ini, data menyebut hanya sekitar 15 persen dari 270 juta penduduk Indonesia yang telah menerima dosis vaksin virus corona, dan hanya 6 persen yang diinokulasi sepenuhnya.

Lalu, bagaimana strategi Indonesia menghadapi kegentingan ini.

Baca juga: Survei 33 Persen Masyarakat Menolak Vaksin Covid-19, Pendidikan Tinggi Terbanyak

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia saat ini sedang fokus menekan laju penyebaran Covid-19.

Budi menegaskan, apapun varian Covid-19 yang ada saat ini, pihaknya bertujuan untuk mengurangi penularan atau "flattening the curve".

Seperti diberitakan KOMPAS.com, hal itu disampaikan Budi dalam webinar bertajuk "Eskalasi Covid-19 di Indonesia: Basis Ilmiah, Strategi Pengendalian, dan Kebijakan".

"Yang bahaya dari virus ini adalah penularannya yang sangat tinggi. Sementara tingkat kematian secara presentase relatif rendah," ujar Budi.

Karena itu, menurunkan laju penularan adalah fokus utama saat ini, mengingat penyebaran virus sangat cepat. Karena itulah, dibutuhkan strategi khusus.

"Ada empat strategi utama, tiga diarahkan untuk orang sehat dan satu diarahkan untuk yang sakit," kata Budi.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Benarkan Varian Delta Ditemukan di DI Yogyakarta

Strategi pertama adalah perubahan perilaku. Menurut Budi, masyarakat harus terus menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Strategi kedua adalah proses pendeteksian yang terdiri dari testing, tracing, dan isolasi. Semuanya dilakukan agar orang yang tertular bisa cepat diketahui dan segera mendapat tindakan.

Budi mengatakan, saat ini Indonesia baru melakukan 200.000 tes per hari. Dia menargetkan, upaya deteksi Covid-19 bisa dilakukan sebanyak 400.000 tes per hari.

Strategi ketiga adalah meningkatkan vaksinasi agar bisa mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

Budi menjelaskan, vaksinasi tidak akan membuat seseorang menjadi kebal terhadap suatu penyakit, tapi bertujuan untuk menyiapkan antibodi agar lebih siap saat terpapar virus penyakit.

Baca juga: Tingginya Positivity Rate Covid-19 dan Penjelasan Menkes Budi Gunadi

Strategi terakhir adalah terapeutik, yang ditujukan untuk orang yang terinfeksi Covid-19.

Ini meliputi terpenuhinya kapasitas tempat tidur di rumah sakit, serta pemenuhan suplai fasilitas kesehatan lainnya seperti oksigen, alat kesehatan, dan SDM.

Budi meyakini, jika strategi pertama sampai ketiga terus dilakukan, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit tidak akan melebihi kapasitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com