Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Abraham Lincoln, Presiden Anti-perbudakan AS yang Tewas sebagai Martir

Kompas.com - 13/07/2021, 09:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Pada 1854, Senator Stephen Douglas dari Illinois mengusulkan Undang-Undang (UU) Kansas-Nebraska. UU kontroversial ini meningkatkan kemungkinan perluasan perbudakan ke wilayah-wilayah yang pernah melarangnya.

Hal itu membuka perdebatan panas dan pahit tentang perbudakan di AS, yang kemudian akan meledak menjadi Perang Saudara AS.

Pada 16 Oktober 1854, Lincoln muncul di depan kerumunan besar di Peoria. Dia memperdebatkan fungsi UU Kansas-Nebraska dengan Douglas.

Lincoln dengan keras mencela perbudakan dan perluasannya, dan menyebut itu sebagai pelanggaran prinsip paling dasar dari Deklarasi Kemerdekaan AS.

Pada 1856, karena Partai Whig di ambang keruntuhan, Lincoln bergabung dengan Partai Republik, dan menentang perluasan perbudakan wilayah.

Pada Juni, Lincoln menyampaikan pidato “house divided” yang sekarang terkenal. Dia mengutip ayat Injil untuk menggambarkan keyakinannya bahwa "pemerintah ini tidak dapat bertahan, secara permanen, (jika) setengah budak dan setengah bebas."

Lincoln kemudian berhadapan dengan Douglas dalam serangkaian debat. Meskipun dia kalah dalam pemilihan Senat, perjuangan Lincoln membentuk reputasinya secara nasional.

Profil Lincoln naik lebih tinggi lagi di awal 1860, setelah dia menyampaikan pidato lainnya di Cooper Union di New York City.

Partai Republik saat itu memilih Lincoln, pengacara Illinois kurus dengan hanya satu masa jabatan kongres, sebagai calon presiden mereka. Lincoln mengalahkan Senator William H. Seward dari New York dan tokoh-tokoh kuat lainnya.

Lincoln memenangkan sebagian besar Utara, sehingga mencapai kemenangan Electoral College dan menguasai Gedung Putih.

Dia pun membangun kabinet yang sangat kuat yang juga merangkul banyak saingan politiknya, termasuk Seward, Salmon P Chase, Edward Bates dan Edwin M Stanton.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Presiden Haiti Jovenel Moise Dibunuh di Rumahnya | Pangeran Saudi Dituduh Lakukan Perbudakan Modern

Perang Saudara

Setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan, terpilihnya “orang utara” yang anti-perbudakan sebagai Presiden AS membuat banyak wilayah selatan bergejolak.

Pada Maret 1861 saat Lincoln dilantik sebagai presiden AS ke-16, tujuh negara bagian selatan memisahkan diri dari Union (pemerintah federal AS) dan membentuk Negara Konfederasi Amerika.

Lincoln memerintahkan armada kapal Union untuk memasok Fort Sumter federal di Carolina Selatan pada April. Konfederasi menembaki benteng dan armada Union, Perang Saudara pun dimulai.

Harapan untuk kemenangan cepat Union, pupus oleh kekalahan dalam Battle of Bull Run (Manassas). Lincoln meminta 500.000 pasukan lagi karena kedua belah pihak bersiap untuk konflik yang panjang.

Pemimpin Konfederasi Jefferson Davis adalah lulusan West Point, pahlawan Perang Meksiko dan mantan sekretaris perang. Sementara Lincoln, hanya memiliki masa kerja yang singkat di parlemen dan perannya tidak istimewa dalam Perang Black Hawk (1832).

Meski begitu, dia mengejutkan banyak orang dalam perannya sebagai pemimpin masa perang. Dia belajar dengan cepat tentang strategi dan taktik di tahun-tahun awal Perang Saudara, dan memilih komandan yang paling cakap.

Jenderal George McClellan, meskipun dicintai oleh pasukannya, terus-menerus membuat Lincoln frustrasi dengan keengganannya untuk meningkatkan serangan.

Ketika McClellan gagal mengejar pemimpin Tentara Konfederasi, Robert E Lee, yang mundur setelah kemenangan Union di Antietam pada September 1862, Lincoln memindahkannya dari komando.

Selama perang, Lincoln menuai kritik karena menangguhkan beberapa kebebasan sipil, termasuk hak “habeas corpus.” Tetapi, ia berdalih tindakan seperti itu perlu untuk memenangkan perang.

Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas Dibunuh, AS Kirim Tim

Proklamasi Emansipasi 

Tak lama setelah Pertempuran Antietam (Sharpsburg), Lincoln mengeluarkan Proklamasi Emansipasi awal, yang mulai berlaku pada 1 Januari 1863.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com