Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Abraham Lincoln, Presiden Anti-perbudakan AS yang Tewas sebagai Martir

Kompas.com - 13/07/2021, 09:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Pembunuhan Presiden Haiti pada Rabu (7/7/2021), menambah panjang catatan sejarah tentang sejumlah tokoh yang tewas dibunuh dalam masa jabatannya sebagai pemimpin negara.

Kejadian tragis serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS) yang menimpa Abraham Lincoln, Presiden ke-16 AS yang menjabat sejak November 1860.

Baca juga: 12 Daftar Pemimpin Negara yang Tewas Dibunuh, dari JFK hingga Presiden Haiti

Kebangkitannya dari awal yang sederhana hingga mencapai jabatan tertinggi AS adalah kisah yang luar biasa. Gelar hukum yang diraihnya diperoleh dari proses belajar otodidak, sampai menjadi legislator yang vokal terhadap perbudakan.

Pada April 1865, Abraham Lincoln dibunuh oleh simpatisan Konfederasi John Wilkes Booth. Insiden itu terjadi saat negaranya membutuhkan dia, untuk menyelesaikan tugas besar menyatukan kembali bangsa pasca Perang Saudara AS.

Pembunuhan itu membuatnya menjadi martir untuk kebebasan, sehingga secara luas dia dianggap sebagai salah satu presiden terbesar dalam sejarah AS.

Dia berperan besar sebagai penyelamat Union (Pemerintahan Federal AS) dan emansipator bagi orang-orang yang diperbudak.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Suporter Inggris Rusuh di Final Euro 2020 | Penangkapan Tersangka Dalang Pembunuhan Presiden Haiti

Merangkak dari bawah

Lincoln lahir pada 12 Februari 1809 dari pasangan Nancy dan Thomas Lincoln di sebuah pondok kayu satu kamar di Hardin County, Kentucky.

Keluarganya pindah ke Indiana selatan pada 1816. Lincoln hanya menjalani tiga periode singkat pendidikan formal, karena dia harus bekerja terus-menerus untuk menghidupi keluarganya.

Pada 1830, keluarganya pindah ke Macon County di Illinois selatan. Lincoln mendapat pekerjaan di sebuah perahu yang mengangkut barang-barang menyusuri Sungai Mississippi ke New Orleans.

Setelah menetap di kota New Salem, Illinois, di mana ia bekerja sebagai penjaga toko, kepala kantor pos, hingga menjadi pemilik toko.

Di sanalah Lincoln, bekerja dengan publik, memperoleh keterampilan sosial dan mengasah bakat mendongeng, yang membuatnya populer di kalangan penduduk setempat.

Ketika Perang Black Hawk pecah pada 1832 antara AS dan penduduk asli Amerika, para sukarelawan di daerah tersebut memilih Lincoln sebagai kapten mereka.

Pada 1834, Lincoln memulai karier politiknya dan terpilih menjadi anggota legislatif negara bagian Illinois sebagai anggota Partai Whig.

Dia menentang penyebaran perbudakan ke wilayah-wilayah. Visi besarnya adalah mengembangkan AS sebagai negara yang fokus pada perdagangan dan kota, daripada pertanian.

Sekitar waktu ini juga dia memutuskan untuk menjadi pengacara, dan belajar hukum sendiri mandiri dengan membaca Komentar William Blackstone tentang Hukum Inggris.

Setelah lulus ujian pengacara pada 1836/1837, ia pindah ke Springfield, Illinois, dan mulai berpraktik di firma hukum John T. Stuart.

Selama beberapa tahun berikutnya, ia bekerja di sana sebagai pengacara. Klien yang dilayaninya mulai dari penduduk perorangan di kota-kota kecil hingga jalur kereta api nasional.

Dia kemudian bertemu Mary Todd, seorang primadona Kentucky yang kaya dan populer. Keduanya menikah pada 1842.

Baca juga: Fakta Pembunuh Presiden Haiti Mulai Terkuak, Ini Detilnya

Perjalanan Politik

Lincoln memenangkan pemilihan untuk Dewan Perwakilan Rakyat AS pada 1846. Dia mulai menjalani masa jabatannya pada tahun berikutnya.

Sebagai anggota kongres, Lincoln tidak populer dengan banyak pemilih Illinois, karena sikapnya yang kuat terhadap Perang Meksiko-Amerika.

Dia pun sempat berencana untuk tidak menjabat lagi, dan kembali ke Springfield pada 1849. Namun, berbagai peristiwa terjadi sehingga mendorongnya kembali ke politik nasional AS.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com