Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian akibat Covid-19 di Seluruh Dunia Capai 4 Juta, WHO: Tragis

Kompas.com - 08/07/2021, 05:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com – Pada Rabu (7/7/2021), tercatat ada empat juta orang di seluruh dunia yang meninggal dunia akibat Covid-19.

Total jumlah tersebut terhitung sejak virus SARS-CoV-2 pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, jumlah korban meninggal akibat virus corona tersebut sebagai tonggak tragis.

Baca juga: WHO Umumkan Obat Kedua untuk Perawatan Pasien Covid-19 yang Sakit Parah

WHO menambahkan, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 sebenarnya mungkin saja jauh lebih tinggi sebagaimana dilansir AFP.

Pengumuman jumlah kematian akibat Covid-19 tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss.

"Dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi ini. Kita baru saja melewati tonggak tragis dari empat juta kematian Covid-19 yang tercatat," kata Tedros.

Dalam kesempatan itu, Tedros juga menyentil sejumlah negara yang bersantai seolah-olah pandemi sudah berakhir karena sudah banyak memvaksinasi warganya.

Baca juga: WHO Minta Negara Pakai Semua Vaksin Covid-19 yang Sudah Disahkan

Negara-negara tersebut, sambung Tedros, melonggarkan protokol kesehatan yang seharusnya masih diterapkan dengan ketat.

Di sisi lain, dia memperingatkan bahwa ada banyak negara-negara lain yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tajam sehingga rumah sakit kewalahan.

Tedros menuturkan lonjakan kasus tersebut disebabkan karena adanya varian virus corona yang bisa menyebar begitu cepat dan ketidaksetaraan dalam akses ke vaksin.

"Hal ini menyebabkan kekurangan oksigen akut dan mendorong gelombang kematian di beberapa bagian Afrika, Asia, dan Amerika Latin," kata Tedros.

Baca juga: WHO Peringatkan Pemantauan Lebih Ketat Euro 2020 Saat Ada Lonjakan Kasus Covid-19

"Nasionalisme vaksin, di mana segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan,” sambung Tedros.

"Pada tahap pandemi ini, fakta bahwa jutaan petugas kesehatan dan perawatan masih belum divaksinasi adalah hal yang mengerikan,” imbuh Tedros.

Tedros bertutur, distribusi dosis vaksin yang tersedia tidak merata sehingga turut mengancam pemulihan ekonomi global dari krisis Covid-19.

"Dari sudut pandang moral, epidemiologis atau ekonomi, sekaranglah saatnya bagi dunia untuk bersama-sama mengatasi pandemi ini secara kolektif," imbuh Tedros.

Baca juga: “Krisis Hebat” karena Covid-19, Korea Utara Masih Belum Lapor Apa pun ke WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com