Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai RS yang Curi Kartu ATM Pasien Meninggal, Menolak Minta Maaf

Kompas.com - 13/06/2021, 21:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

BIRMINGHAM, KOMPAS.com - Pegawai rumah sakit di Birmingham, Inggris, yang mencuri kartu ATM milik pasien meninggal akibat Covid-19, enggan meminta maaf.

Staf bernama Ayesha Basharat (23) itu menggunakan kartu ATM mendiang untuk membeli keripik, permen, dan minuman bersoda dari mesin penjual otomatis rumah sakit.

Kartu tersebut adalah milik wanita berusia 83 tahun yang meninggal di Rumah Sakit Birmingham Heartlands pada 24 Januari, dan dipakai 17 menit setelah dia mengembuskan napas terakhir.

Baca juga: Pegawai RS Ketahuan Curi Kartu ATM Pasien Meninggal untuk Beli Keripik

Basharat menggunakan tombol nirsentuh pada mesin penjual otomatis di rumah sakit untuk melakukan enam pembelian masing-masing senilai 1 pounds (Rp 20.000).

Dia melakukan pembelian lagi 1 pounds malam itu lalu mencoba memakainya lagi ketika kembali bekerja empat hari kemudian.

Di hari keempat kartu ATM tersebut telah diblokir, kata polisi dikutip dari Daily Mail, Sabtu (12/6/2021).

Ayesha Basharat (23) pegawai rumah sakit Heartlands, Birmingham, Inggris, ketahuan mencuri kartu ATM pasien Covid-19 yang meninggal untuk membeli keripik dan permen di mesin penjual otomatis.WEST MIDLANDS POLICE via BBC Ayesha Basharat (23) pegawai rumah sakit Heartlands, Birmingham, Inggris, ketahuan mencuri kartu ATM pasien Covid-19 yang meninggal untuk membeli keripik dan permen di mesin penjual otomatis.
Basharat wanita asal Farm Road, Birmingham, awalnya mengklaim dia menemukannya di lantai dan mengira yang dipakai adalah kartunya sendiri saat membayar.

Dia akhirnya mengakui melakukan pencurian dan penipuan di Pengadilan Birmingham Crown pada Rabu (9/6/2021), dan dijatuhi dua hukuman penjara lima bulan untuk dijalankan secara bersamaan, tetapi keduanya ditangguhkan selama 18 bulan.

Baca juga: Cuti Ditolak, Pasien Covid-19 Kerja Bawa Tabung Oksigen ke Kantor

Namun menurut laporan-laporan, Basharat menolak meminta maaf kepada keluarga mendiang ketika dipertemukan di rumah mereka di Sparkhill.

Dia dilaporkan berkata, "Saya tidak mau membicarakannya. Saya tidak punya apa-apa untuk dikatakan," sambil berdiri di ambang pintu dengan ayah dan kakak laki-laki yang mendampinginua.

Dia tidak menjawab ketika ditanya mengapa menggunakan kartu ATM korban, dan menolak menjawab ketika ditanya apakah dia kecewa dengan kemungkinan kehilangan pekerjaannya.

University Hospitals Birmingham NHS Foundation Trust yang mengelola Rumah Sakit Heartlands mengatakan, Basharat diskors setelah mereka mengetahui insiden tersebut.

Penyelidikan internal kini juga sedang berlangsung.

Baca juga: Pegawai RS di Italia Diduga Bolos Selama 15 Tahun, tetapi Digaji Penuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com