"Beberapa orang masih belum mendapatkan kompensasi atas kerugian mereka pada tahun 2014," tambahnya, mengacu pada perang terakhir dengan Israel yang berlangsung selama 50 hari.
Warga Palestina telah menerima beberapa janji bantuan keuangan untuk rekonstruksi. Mesir, yang menengahi gencatan senjata, mengatakan akan mengalokasikan 500 juta dollar AS (Rp 7,2 triliun) untuk pembangunan kembali.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemerintahnya,yang seperti Uni Eropa dan Israel menyebut Hamas sebagai kelompok teroris, akan bekerja dengan PBB dan lainnya untuk mengumpulkan bantuan.
Hamas mengatakan sedang memperjuangkan hak-hak Palestina melawan penindasan Israel.
Pejabat Gaza mengatakan perang ini menyebabkan kerusakan senilai 40 juta dollar AS (Rp 574 miliar) pada industri, 22 juta dollar AS (Rp 315,7 miliar) pada sektor listrik dan 27 juta dollar AS (Rp 287,4 miliar) pada fasilitas pertanian.
PBB mengatakan sekitar 800.000 orang di Gaza tidak memiliki akses reguler ke air bersih pipa, karena hampir 50 persen jaringan air rusak dalam pertempuran itu.
Israel berdalih pihaknya menargetkan infrastruktur militer Hamas. Termasuk sistem terowongan luas di bawah jalan dan rumah, serta pusat komando, peluncur roket, dan rumah komandan.
Baca juga: Palestina-Israel: Bantuan Kemanusiaan Pertama Tiba, tapi Rekonstruksi Gaza Butuh Bertahun-tahun
Militer Israel mengatakan berusaha meminimalkan kerugian bagi warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 248 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dengan 1.910 orang terluka. Jumlah itu tidak membedakan antara militan dan warga sipil.
Sementara di pihak Israel 12 orang tewas. Semuanya kecuali satu dari korban tewas adalah warga sipil, termasuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dan seorang gadis berusia 16 tahun.
Israel menuduh Hamas dan kelompok ekstremis lainnya di wilayah itu menyembunyikan jumlah sebenarnya dari pejuang yang tewas dalam perang tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (21/5/2021) mengatakan bahwa lebih dari 200 militan tewas, termasuk 25 komandan senior.
Kelompok ektremis Palestina pada Sabtu (22/5/2021) memberikan laporan pertama tentang kematian dalam barisannya. Dilaporkan bahwa 19 komandan dan pejuangnya tewas, termasuk kepala unit roket di Gaza utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.