Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pawai Solidaritas Pro-Palestina Digelar di Sejumlah Negara Tuntut Sanksi untuk Israel

Kompas.com - 23/05/2021, 10:03 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com - Pawai solidaritas pro-Palestina diadakan di beberapa negara sebagai kelanjutan dari unjuk rasa selama sepekan karena bentrokan mematikan Israel-Hamas.

Pengunjuk rasa kali ini menuntut pemerintah dari berbagai negara masing-masing untuk menjatuhkan sanksi dan embargo militer untuk menghentikan pasokan senjata ke Israel, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Sabtu (22/5/2021).

Serangan bom Israel selama 11 hari sebelum gencatan senjata disepakati telah menewaskan 250 warga Palestina, termasuk setidaknya 65 anak, dan membuat banyak bangunan, rumah, dan infrastruktur lainnya hancur di Gaza.

Baca juga: Palestina-Israel: Bantuan Kemanusiaan Pertama Tiba, tapi Rekonstruksi Gaza Butuh Bertahun-tahun

Pertempuran itu berakhir setelah pemerintah Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, menyetujui gencatan senjata yang dimulai pada Jumat (21/5/2021).

Protes di Sheikh Jarrah terhadap pengusiran paksa warga Palestina oleh pemukim Israel di Yerusalem Timur, dan serangan Israel terhadap jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam Islam, selama bulan suci Ramadhan, adalah beberapa katalisator bentrokan Israel-Hamas selama 11 hari.

Unjuk rasa diadakan di London, Melbourne dan Paris pada Sabtu (22/5/2021), sementara lebih banyak unjuk rasa yang dijadwalkan pada akhir pekan di kota-kota besar lain, seperti New York.

Baca juga: Kekhawatiran Warga di Jalur Gaza: Ini Bukan Perang Terakhir

Inggris

Dalam ujuk rasa di London dilaporkan bahwa ada perasaan lega dengan berhentinya serangan Israel tetapi masih banyak yang harus dilakukan.

“Ada sentimen bahwa konflik tidak boleh dilupakan,” menurut laporan Paul Brennan dari Al Jazeera.

Beberapa pengunjuk rasa membalut dirinya dengan bendera Palestina, sedangkan yang lainnya membawa spanduk yang menyatakan "Bebaskan Palestina", "Hentikan Pemboman Gaza", dan "Sanksi untuk Israel".

Baca juga: Biden Janji Bangun Ulang Gaza yang Hancur Lebur akibat Konflik Israel-Palestina

Australia

Di Adelaide, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar Gedung Parlemen sebelum berbaris menuju pusat kota.

“Kita perlu ingat bahwa hanya karena mereka mengumumkan gencatan senjata tidak berarti itu sudah berakhir. Ini tidak akan pernah berakhir sampai Palestina merdeka,” kata anggota komunitas Palestina Australia Jana Fandi yang menghadiri unjuk rasa tersebut.

Di Sydney, ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Hyde Park sebelum melakukan pawai di jalan-jalan, serukan tuntutan, dan mengibarkan spanduk.

"Palestina masih terus menghadapi kekerasan dari pasukan pendudukan Israel, dan tidak berhenti sampai pendudukan berakhir," ujar aktivis Kelompok Aksi Palestina, Dalia al-Haj Qasem.

Baca juga: Biden Puji Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

Perancis

Unjuk rasa solidaritas di ibu kota Paris digelar dengan ribuan orang bergabung dalam pawai di jalanan.

"Gencatan senjata tidak menyelesaikan pertanyaan. Pertarungan ini menyangkut semua orang yang terikat pada nilai-nilai keadilan, martabat, dan hukum," kata Bertrand Heilbronn, presiden Asosiasi Solidaritas Palestina di Perancis yang mengorganisasi unjuk rasa.

Para demonstran di ibu kota tersebut meneriakkan slogan-slogan, seperti "Palestina akan hidup, Palestina akan menang", "Israel pembunuh, kaki tangan Macron", dan "Kami semua adalah orang Palestina".

Jerman

Ratusan orang berunjuk rasa untuk mendukung warga Palestina dalam demonstrasi yang diadakan di kota Frankfurt dan Berlin, Jerman.

Di Berlin, ratusan orang datang ke unjuk rasa, banyak yang mengibarkan bendera Palestina dan membawa poster bertuliskan "Bebaskan Palestina", menurut kantor berita dpa.

Banyak yang meneriakkan “Palestina akan bebas dari sungai hingga laut” pada acara bertajuk “Peristiwa di Palestina dan Media Jerman”.

Baca juga: Gaza Palestina Hari Ini: Israel dan Hamas Umumkan Gencatan Senjata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Lolos ke Kontes Miss Argentina, Alejandra Viral Penampilan Muda Meski Usianya 60

Global
Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com