Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Lawan Israel dengan Hujan Roket, Seperti Apa Sistem Persenjataannya?

Kompas.com - 15/05/2021, 20:16 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Untuk mengantisipasi tembakan rudal, hanya ada pilihan terbatas. Anda dapat menggunakan pertahanan antirudal. Anda bisa juga menyerang persediaan dan fasilitas produksi lawan.

Secara teori Anda juga dapat melakukan operasi darat untuk mendorong peluncur rudal kembali ke luar jangkauan efektif.

Namun semua itu tidak mungkin dilakukan dalam konflik ini. Palestina rentan karena strategi mereka tidak memiliki kedalaman strategis. Mereka juga tidak miliki tempat lain untuk berlindung.

Operasi darat untuk menahan tembakan rudal dimungkinkan. Tetapi seperti yang ditunjukkan dalam serangan besar terakhir Israel ke Gaza pada tahun 2014, korban jiwa yang muncul akan sangat besar.

Selama serangan Israel tahun 2014, 2.251 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil, tewas, sementara di pihak Israel 67 tentara dan enam warga sipil tewas.

Siklus saling menembakkan roket, respons dan serangan yang terus berulang ini tidak akan meningkat ke tahap selanjutnya.

Paling-paling, masa tenang akan bergulir sebelum konflik berikutnya dimulai kembali.

Banyak pakar menilai ketegangan di Yerusalem adalah pemicu eskalasi saat ini. Sebuah sinyal sekali lagi bahwa perselisihan Israel-Palestina tidak dapat diabaikan.

Baca juga: China Tuduh AS Abaikan Penderitaan Palestina dengan Blokir Pertemuan DK PBB

Seiring serangan Israel ke Gaza, Hamas mengancam akan menghancurkan Ashkelon.EPA via BBC INDONESIA Seiring serangan Israel ke Gaza, Hamas mengancam akan menghancurkan Ashkelon.
Walau begitu, seiring semakin banyaknya negara Arab yang berdamai dengan Israel,dan saat warga Palestina terpecah secara politik, serta karena masalah ini tidak jadi agenda utama pemimpin Israel, sulit melihat bagaimana upaya menuju perdamaian dapat dibuat.

Butuhkan kemajuan nyata di lapangan, upaya kuat dan berkelanjutan dari pihak luar. Namun faktor-faktor itu sepertinya belum terlihat.

---

Jonathan Marcus adalah pengamat hubungan internasional dan mantan koresponden isu pertahanan-diplomatik untuk BBC News

Baca juga: Yasser Arafat: Tokoh Perjanjian Damai untuk Tanah Palestina atas Konflik dengan Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com