Sejumlah pakar dari Israel maupun negara lain yakin Iran berperan penting dalam membangun industri persenjataan tersebut.
Atas asumsi itu, Israel menjadikan pabrik dan gudang senjata di Gaza sebagai salah satu sasaran utama serangan militer mereka.
Baca juga: Iran Bantu Kembangkan Senjata Hamas untuk Lawan Israel
Sangat mustahil memperkirakan jumlah rudal yang dimiliki Hamas.
Rudal mereka diyakini memiliki daya jangkau yang beragam. Militer Israel memiliki perkiraan sendiri, tapi enggan membagikannya ke publik.
Para pejabat Israel hanya akan berkata bahwa mereka yakin Hamas dapat terus-menerus menembakkan rudal dalam kurun waktu lama.
Kelompok militan Palestina menggunakan berbagai macam rudal. Sejauh ini tidak terlihat kebaruan dalam desain dasar rudak mereka.
Akan tetapi, daya jangkau dan muatan eksplosif rudal itu diyakini meningkat.
Jangkauan
Hamas memiliki sejumlah rudal sistem jarak pendek seperti Qassam (daya jangkau 10 kilometer) dan Quds 101 (16 kilometer). Ada juga Grad dan Sejil, keduanya mampu melesat hingga 55 kilometer.
Rudal jarak pendek mungkin adalah inventaris terbesar Hamas. Untuk serangan jarak yang lebih pendek, mereka menggunakan tembakan mortir.
Tapi Hamas juga mengoperasikan berbagai sistem rudal jarak jauh seperti M-75 (hingga 75 kilometer), Subuh (100 kilometer), R-160 (120 kilometer), dan beberapa rudal M-302 (200 kilometer).
Jadi Hamas diyakini memiliki senjata yang dapat mencapai Yerusalem dan Tel Aviv serta seluruh jalur pantai yang merupakan rumah sebagian besar populasi dan lokasi infrastruktur penting Israel.
Baca juga: Kenapa Palestina Tidak Punya Tentara?
Militer Israel juga menyebut bahwa 90 persen dari semua rudal yang mencapai Israel dapat dicegat sistem anti-rudal Kubah Besi mereka.
Namun, sistem antirudal yang melindungi kota Ashkelon tampaknya tidak berfungsi akibat kerusakan teknis. Artinya, di balik keberhasilan teknisnya yang luar biasa itu, sistem itu bukan layar antirudal.