Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Darren Meninggal Usai Squat 300 Kali, Langgar Jam Malam untuk Beli Minum

Kompas.com - 08/04/2021, 21:51 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

GENERAL TRIAS, KOMPAS.com - Seorang pria Filipina yang ketahuan melanggar aturan karantina meninggal dunia setelah dipaksa melakukan squat 300 kali oleh polisi sebagai hukuman, kata keluarganya.

Darren Manaog Penaredondo diduga diberhentikan oleh petugas saat dalam perjalanan untuk membeli air setelah pukul 18.00 waktu setempat di provinsi Cavite pada hari Kamis (1/4/2021).

Dia pingsan keesokan harinya dan kemudian meninggal.

Baca juga: Langgar Jam Malam, Dua Pria Dihukum Squat 300 Kali lalu 1 Tewas Besoknya

Provinsi Cavite, di pulau Luzon, sedang dalam karantina ketat untuk mengatasi penyebaran Covid-19.

Marlo Solero, kepala kepolisian General Trias City, mengatakan mengatakan tidak ada hukuman fisik bagi mereka yang melanggar aturan jam malam, hanya teguran dari petugas.

Dia berkata kepada media lokal bahwa jika ada petugas yang diketahui memberikan hukuman itu, mereka tidak akan ditoleransi.

Seorang kerabat korban, Adrian Lucena, mengumumkan kematiannya di Facebook. Dia mengatakan Penaredondo dan beberapa orang lainnya yang ketahuan melanggar jam malam disuruh melakukan latihan squat 100 kali secara serentak bersama-sama.

Jika mereka gagal melakukannya pada saat yang sama, mereka harus mengulang set tersebut, katanya. Kelompok itu akhirnya melakukan squat 300 kali.

Baca juga: Sebelum Meninggal karena Dihukum Squat 300 Kali, Pria Ini Kesulitan Berdiri

Penaredondo pulang pukul 06.00 pada Jumat pagi dalam keadaan sakit, kata saudaranya. Pasangan serumahnya mengatakan kepada media lokal Rappler bahwa pria itu kesulitan bergerak sepanjang hari.

"Sepanjang hari itu, dia susah berjalan, hanya bisa merangkak. Tetapi saya tidak menganggapnya serius karena dia bilang hanya nyeri biasa," kata Reichelyn Balce.

Keesokan harinya dia pingsan dan berhenti bernapas. Balce meminta tetangga untuk membantu membangunkannya, tetapi dia dilaporkan meninggal tak lama kemudian.

Ony Ferrer, Wali Kota General Trias City, mengatakan dia telah memerintahkan kepala polisi untuk melakukan penyelidikan menyeluruh. Dia menyebut dugaan hukuman itu sebagai "penyiksaan".

Ferrer menambahkan bahwa dia telah mengontak keluarga Penaredondo.

Baca juga: Buntut Kematian Pria yang Dihukum Squat 300 Kali, 2 Polisi Ditangguhkan

Awal bulan ini Human Rights Watch memperingatkan tentang penganiayaan terhadap pelanggar aturan di Filipina.

Kelompok hak asasi itu mencontohkan dalam satu kasus, polisi dan pejabat setempat mengurung orang-orang di kandang anjing sementara yang lainnya dipaksa untuk berjemur di bawah sinar matahari terik pada tengah hari.

Dalam pidatonya di televisi pada hari Kamis, Presiden Rodrigo Duterte memperingatkan warga untuk tidak menentang aturan lockdown, dengan mengatakan:

"Saya tidak akan ragu. Perintah saya kepada polisi dan militer, serta pejabat desa, jika ada masalah, atau saat terjadi kekerasan dan nyawa Anda dalam bahaya, tembak mati mereka."

Baca juga: Duterte Perintahkan Polisi Tembak Mati Perusuh Lockdown Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com