Tindakan keras militer dan polisi Myanmar terhadap pengunjuk rasa diduga mendorong lebih banyak orang melintasi perbatasan, meskipun sulit untuk diukur dampaknya.
Pengendalian perbatasan dianggap sebagai bagian penting dari upaya pencegahan virus corona di China.
Baca juga: Balita Myanmar Selamat dari Serangan Udara Militer Saat dalam Pangkuan Ayahnya yang Tewas
Pemerintah “Negeri Tirai Bambu” telah memberantas penyebaran virus corona dan mengambil tindakan ketat setiap kali cluster baru muncul.
Ruili telah menutup semua bisnis kecuali supermarket, toko obat dan pasar makanan. Pos pemeriksaan didirikan untuk membatasi masuknya kendaraan yang terkait kebutuhan epidemi.
Kasus pertama diidentifikasi Senin (29/3/2021). Selanjutnya pengujian dilakukan terhadap kontak dekat dan lainnya, untuk menemukan kemungkinan kasus yang lain menurut Komisi Kesehatan Yunnan.
Ketakutan mulai melanda Ruili, pintu gerbang perdagangan China-Myanmar, setelah September lalu dua orang yang menyeberang secara ilegal dari Myanmar dinyatakan positif, menurut laporan media pemerintah.
Sebuah komentar di Kantor Berita resmi Xinhua pada Rabu (30/3/2021) menanyakan apakah pelajaran telah dipetik dari insiden itu atau apakah masih ada celah.
Baca juga: Konflik Myanmar, Negara dengan Perang Saudara Terlama di Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.