Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Covid-19 Kembali Mewabah di Perbatasan dengan Myanmar, China Tindak Keras Penyeberangan Ilegal

RUILI, KOMPAS.com - Virus Covid-19 kembali mewabah di Ruili, sebuah kota yang terletak di sepanjang perbatasan China dengan Myanmar.

Pemerintah Beijing memerintahkan seluruh kota itu kembali berada dalam karantina ketat, sebagai langkah pengendalian pandemi.

Di saat yang sama, Newsweek pada Kamis (1/4/2021) melaporkan China akan menindak keras pengungsi Myanmar, yang menyebrang melalui wilayah perbatasan kedua negara secara ilegal.

Setidaknya sembilan orang dinyatakan positif Covid-19 di Ruili, yang berpenduduk sekitar 210.000 orang.

Dari sembilan itu, lima diidentifikasi sebagai warga negara China dan empat diidentifikasi sebagai warga negara Myanmar, menurut AP.

“Wabah itu ditemukan selama pengujian virus corona rutin terhadap populasi kota,” kata Komisi Kesehatan Yunnan dalam sebuah pernyataan.

Namun, komisi tidak mengatakan bagaimana wabah itu dimulai.

Pemerintah kota mengatakan akan melakukan pengujian Covid-19 untuk semua penduduk kota. Warga sudah diperintahkan untuk karantina di rumah selama satu minggu.

Mereka yang dites positif Covid-19 berusia antara 22 hingga 42 tahun. Kini pasien ditempatkan dibawah lockdown di kompleks perumahan.

Di antara mereka, tiga orang tidak menunjukkan gejala. Sedang empat lainnya menunjukkan gejala virus ringan, dan satu tergolong kasus Covid-19 biasa.

Ruili juga mengumumkan bahwa “Pemerintah Beijing akan menindak orang-orang yang melintasi perbatasan secara ilegal, bersama dengan siapa pun yang berlindung atau imigran ilegal yang mengatur penyeberangan perbatasan mereka,” AP melaporkan.

Reuters melaporkan, sekarang hanya individu dengan tes Covid-19 negatif dalam 72 jam, yang diizinkan meninggalkan kota Ruili.

Himbauan juga ditujukan kepada semua orang dan kendaraan yang menuju kota itu untuk segera putar balik, karena kota ditutup.

Pemerintah telah meningkatkan upaya pengendalian perbatasan sejak wabah virus corona. Langkah itu dilakukan untuk mencoba membendung arus individu ke dua arah.

Warga mengatakan kepada AP bahwa pegawai pemerintah telah direkrut untuk melakukan pemantauan secara bergilir di sepanjang perbatasan.

Tindakan keras militer dan polisi Myanmar terhadap pengunjuk rasa diduga mendorong lebih banyak orang melintasi perbatasan, meskipun sulit untuk diukur dampaknya.

Pengendalian perbatasan dianggap sebagai bagian penting dari upaya pencegahan virus corona di China.

Pemerintah “Negeri Tirai Bambu” telah memberantas penyebaran virus corona dan mengambil tindakan ketat setiap kali cluster baru muncul.

Ruili telah menutup semua bisnis kecuali supermarket, toko obat dan pasar makanan. Pos pemeriksaan didirikan untuk membatasi masuknya kendaraan yang terkait kebutuhan epidemi.

Kasus pertama diidentifikasi Senin (29/3/2021). Selanjutnya pengujian dilakukan terhadap kontak dekat dan lainnya, untuk menemukan kemungkinan kasus yang lain menurut Komisi Kesehatan Yunnan.

Ketakutan mulai melanda Ruili, pintu gerbang perdagangan China-Myanmar, setelah September lalu dua orang yang menyeberang secara ilegal dari Myanmar dinyatakan positif, menurut laporan media pemerintah.

Sebuah komentar di Kantor Berita resmi Xinhua pada Rabu (30/3/2021) menanyakan apakah pelajaran telah dipetik dari insiden itu atau apakah masih ada celah.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/01/132557170/covid-19-kembali-mewabah-di-perbatasan-dengan-myanmar-china-tindak-keras

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke